Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Ancaman Israel membuat Iran berpotensi meninjau kembali program nuklirnya. Padahal, Iran berulang kali menegaskan program nuklir bukan untuk pengembangan senjata melainkan tujuan damai.
ADVERTISEMENT
Pada Jumat (19/4) Israel menyerang Iran dengan rudal dan drone. Kabar serangan Israel disampaikan seorang pejabat AS yang namanya dirahasiakan kepada sejumlah media Barat.
Serangan Israel diduga sebagai aksi balas dendam atas serbuan rudal dan drone Iran pada 13 April 2024 lalu. Iran sendiri menggempur Israel karena Zionis diduga lebih dulu menyerang Kedutaan Iran di Damaskus pada 1 April 2024.
Atas semakin meruncingnya hubungan Israel-Iran, salah seorang komandan Garda Revolusi Ahmad Haghtalab menyatakan pertimbangannya untuk mengubah doktrin pengembangan nuklir. Haghtalab adalah pemimpin keamanan nuklir Iran.
"Ancaman rezim Zionis terhadap fasilitas nuklir Iran membuat kami mungkin untuk meninjau kembali doktrin nuklir dan mengalihkan itu dari pertimbangan awal kami," kata Haghtalab seperti dikutip dari Reuters.
ADVERTISEMENT
Program nuklir Iran sejak lama dicurigai Barat. Mereka khawatir Iran mengembangkan nuklir untuk tujuan militer.
Pada 2021, Kementerian Intelijen Iran menyebut tekanan Barat malah membuat negaranya membangun senjata nuklir.
Padahal Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei sudah mengeluarkan fatwa pelarangan pembuatan senjata nuklir.
"Membuat dan menimbun bom nuklir adalah salah dan menggunakannya haram, meskipun Iran punya teknologi nuklir dengan tegas kami menghindari (pembuatan senjata nuklir)," kata Khamenei pada 2019 lalu.