Anggota Komisi I: Coast Guard China Rajin Nyerempet Wilayah RI, Khususnya Natuna

17 September 2021 12:34 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Farhan saat pelantikan anggota DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Selasa (1/10/2019). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Farhan saat pelantikan anggota DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Selasa (1/10/2019). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Nelayan di Natuna melaporkan sejumlah kapal perang China berlalu lalang di perairan Natuna Utara. Nelayan di Natuna juga sempat merekam terdapat 6 kapal perang China dan sejumlah coast guard, serta satu kapal pengisi BBM.
ADVERTISEMENT
Merespons kejadian ini, anggota Komisi I DPR yang membidangi pertahanan, Muhammad Farhan, menegaskan nine-dash line (sembilan garis putus-putus) China memang bersinggungan sedikit dengan Indonesia. Nine-dash line adalah garis yang dibuat sepihak oleh China tanpa melalui konvensi hukum laut di bawah PBB.
"Saya sudah minta ke Bakamla biarkan TNI AL yang jaga dari militer China yang wara-wiri beberapa waktu ini. Nah, Bakamla pengamanan ke dalam," kata Farhan saat dimintai tanggapan, Jumat (17/9)
Farhan menegaskan perlu bijak dalam menyikapi kehadiran kapal-kapal China tersebut. Sebab, pasti ada alasan mengapa kapal tersebut terlihat berada di dekat perairan Indonesia.
Sejumlah kapal nelayan pukat China yang melakukan penangkapan ikan di ZEE Indonesia Utara Pulau Natuna, Sabtu (11/1). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Ia kemudian menyinggung beberapa dugaan yang memicu kehadiran China. Mulai dari latihan Garuda Shield antara pasukan militer Indonesia-Amerika Serikat beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Kemudian aliansi pertahanan baru di Indo-Pasifik bernama AUKUS yang terdiri dari Australia, Inggris, dan Amerika Serikat. AUKUS dibentuk untuk menangkal pengaruh China di Indo-Pasifik yang meliputi wilayah India hingga pantai sebelah barat Amerika Serikat. Secara geografis Indonesia masuk Indo-Pasifik.
"Jadi wajar China menunjukkan juga kekuatannya sampai ada kapal induk coast guard dan kapal lainnya. Laporan terakhir Bakamla memang kita lihat coast guardnya itu rajin banget nyerempet-nyerempet wilayah kita, terutama wilayah pengeboran minyak di Natuna," jelas politikus NasDem ini.
Selain itu, ia menilai dilaksanakannya latihan Garuda Shield yang sempat menuai protes dari Dubes China di Indonesia diduga menjadi salah satu alasannya.
"Melalui Kedubes China di Indonesia sempat melayangkan protes terhadap pelaksanaan Garuda Shield tetapi kemudian tidak menjadi insiden diplomasi yang genting," tandas legislator dapil Bandung itu.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, nelayan di Natuna dibuat khawatir dengan keberadaan sejumlah kapal China yang berada di kawasan Laut Natuna Utara. Peristiwa itu terjadi pada 13 September 2021, namun baru dilaporkan dua hari setelahnya seusai tiba di daratan.
Salah satu yang mendapat laporan itu adalah mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
"Kapal induk dia ada di depan. Satunya lagi kapal coast guard China. Ada 6 buah kapal, kapal induk satu, kapal coast guard 2, kapal BBM satu, kapal perang 2, berarti enam buah," ucap nelayan dalam video yang diterima kumparan.
Terkait adanya kapal-kapal asing tersebut, Panglima Komando Armada 1 Laksda TNI Arsyad Abdullah memastikan TNI AL selalu bersiaga menjaga kedaulatan Laut Natuna Utara. Tak kurang dari 5 Kapal Republik Indonesia (KRI) selalu bersiaga di sana.
ADVERTISEMENT
Reuters memberitakan kapal yang terdeteksi di dekat wilayah Indonesia itu dari angkatan laut China dan AS. Namun, Arsyad memastikan kapal-kapal itu masih berada di perairan internasional dan tidak mengganggu.