Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Anggota Komisi I Minta Sugiono Dorong Kedubes Tegur Warganya yang Rugikan Bali
2 Desember 2024 13:52 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Anggota Komisi I DPR dari PAN Farah Putri Nahlia meminta Menteri Luar Negeri Sugiono berkoordinasi dengan para Duta Besar agar menegur wisatawan mancanegara (Wisman) di Bali yang merugikan.
ADVERTISEMENT
Hal ini Nahlia sampaikan dalam rapat Komisi I bersama Kementerian Luar Negeri (Kemlu) di Gedung DPR RI, Jakarta, pada Senin (2/12).
“Dimohon masukan dari kami agar Kementerian Luar Negeri bisa berkoordinasi dengan kedutaan-kedutaan negara sahabat terutama yang memiliki volume Wisman terbanyak ke Indonesia agar diberikan imbauan keras kepada warga negaranya,” ujarnya.
Nahlia menilai, kelakuan-kelakuan Wisman yang merugikan telah mencoreng nama Bali sebagai destinasi wisata.
“Kelakuan-kelakuan turis-turis ini sangat mencoreng citra keindahan Bali yang secara landscape dan sumber daya alamnya sudah sangat indah dan masyarakat lokalnya itu sangat ramah dan penuh senyum,” ujarnya.
Nahlia menjelaskan, kini Bali masuk ke dalam No List atau daftar destinasi wisata yang tidak layak dikunjungi.
“Ini merupakan ironi karena kita semua tahu bahwa Bali itu indah. Namun dalam Fodors, ini merupakan online travel guide atau tourism information, ketika dibuka artikelnya, kami baca Bali itu ada di urutan pertama,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
“Mereka mengatakan bahwa Bali itu sekarang sudah over-tourism karena adanya pembangunan yang tiada henti, kemudian juga pembangunan ini secara perlahan menggerus warisan dan nilai-nilai budaya lokal,” tambahnya.
Nahlia pun kemudian memberikan contoh nyata kondisi Bali terkini.
“Nah, contoh nyata kalau kita ke Bali, semuanya padet dan sangat ruwet gitu pak menteri. Nah, di sisi lain karena over-tourism banyak juga turis-turis asing yang bandel melanggar aturan hukum,” ujarnya.
“Banyak yang berlaku kriminal, banyak yang overstay, banyak juga yang mabuk-mabukan sembarangan, mengganggu masyarakat lokal. Banyak juga yang mencuri, tidak mau bayar ketika makan di restoran. pokoknya ada aja gitu kelakuan aneh bin ajaibnya dari turis-turis ini,” tambahnya.
Menurut Nahlia, banyak juga turis yang membuka usaha atau bekerja secara ilegal di Bali. Bahkan, ada yang menjadi pengemis.
ADVERTISEMENT
“Kemudian bahkan banyak di antaranya yang membuka usaha-usaha ilegal tanpa izin. Misalnya jadi guru yoga, jadi fotografer yang freelance, kemudian juga buka salon atau restoran, dan juga usaha-usaha lainnya,” tuturnya.
“Atau malah banyak juga temuan wisman yang malah jadi pengemis karena kehabisan uang karena mereka mengemis kemudian meresahkan masyarakat setempat,” tambahnya.