Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Anggota KPU RI Pantau Pemilu 2022 Filipina: Cepat, Canggih dan Demokratis
10 Mei 2022 17:40 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Filipina menyelenggarakan pemilu nasional dan lokal pada Senin (9/5). Anggota KPU RI Idham Kholik hadir menjadi pemantau internasional dan menjadi saksi pada modernisasi pemilu di Filipina.
ADVERTISEMENT
Dalam pemilu Filipina 2022, diperebutkan 77 posisi nasional, 18.103 posisi lokal. Sedangkan peserta pemilu ada 55.572 kontestan.
Survei Pulse Asia pada 2019 mengungkapkan, 9 dari 10 orang Filipina menginginkan masa depan pemilu menjadi otomatis berkat kecanggihan alat yang namanya Vote Counting Machine (VCM) yang dapat memindai surat suara dan menerbitkan struk bukti hasil perhitungan suara dari pilihan pemilih di setiap TPS. Total 106.000 mesin VCM yang disiapkan oleh Smartmatic.
Smartmatic adalah perusahaan pembuat alat pemilu canggih yang telah terbukti dalam berbagai pengujian Pilpres di lebih dari 70 negara.
Random Manual Acak (RMA) telah menunjukkan akurasi VCM dibandingkan dengan penghitungan manual. Sedangkan di Filipina ada 37.000 lebih bilik suara dengan 1.800 pusat konsolidasi dan audit.
ADVERTISEMENT
Dukungan teknologi dilakukan untuk daerah yang belum terjangkau internet, yaitu dengan alat yang dapat mentransmisi hasil ke satelit.
Dalam pemilu 2022 di Filipina, TPS dibuka mulai jam 6 pagi dan ditutup jam 7 malam dengan jumlah pemilih 67.745.529 orang (dalam negeri), begitu juga untuk overseas voting (pemungutan suara luar negeri) ditutup jam 7 malam dengan 1,7 juta pemilih.
Dalam satu TPS, ada beberapa klaster (meja pelayanan pemilih) dan dalam satu barangay (desa/kelurahan), terdapat beberapa TPS yang ditentukan berdasarkan besaran populasi pemilih.
Sebanyak 37.141 TPS tersebar di seluruh Filipina. Sedangkan proses pengumpulan data dan penghitungan suara Pemilu Filipina berlangsung 9-16 Mei 2022.
Pelaksanaan pemilu di Filipina dipantau langsung oleh tim Penilai Independen Internasional dari 9 negara di mana Delegasi Indonesia di pimpin oleh Anggota KPU RI Idham Holik, dengan anggota Tenaga Ahli Setjen KPU RI Ali Ridho dan Staf Setjen KPU RI Johan Teguh.
ADVERTISEMENT
Mereka dipilih untuk menjadi tim Penilai Kehormatan International dan Independen dari Pemerintah Filipina.
Idham selaku Ketua Divisi Teknis Penyelenggaraan di KPU RI mengungkapkan, pemilu di Filipina dilakukan sangat cepat, terbuka, demokratis, dan hanya memakan waktu 2 hingga 5 jam saja.
Dalam kurun waktu tersebut, perolehan suara sudah sampai di pusat dan di rekapitulasi secara penuh sehingga menjadi hasil resmi.
"Jadi tidak membutuhkan waktu berhari-hari dan tidak memakan korban," kata Idham dala m rilis KPU Senin (10/5).
Idham juga menyampaikan komitmennya tentang isu kesetaraan gender di pemilu dan bagaimana caranya meningkatkan partisipasi perempuan dalam pemilu yang diharapkan berimplikasi pada meningkatnya keterwakilan perempuan di lembaga legislatif/parlemen.
“Ada banyak sekali pengalaman dan kebijakan yang menarik yang bisa dipelajari di Filipina untuk meningkatkan kualitas praktik demokrasi elektoral yang berkeadilan gender," ujar Idham.
ADVERTISEMENT
Modernisasi pemilu ini meningkatkan kepercayaan nasional dan internasional kepada Filipina dan menjadikan mereka salah satu negara yang layak di contoh untuk pemungutan suara di Asia.
Menurut dua survei independen, mayoritas pemilih Filipina 89% mempercayai hasil pemilu tahun 2019 dan 90% mereka sangat puas dengan sistem pemilihan otomatis. Kredibilitas dan peringkat kepuasan COMELEC atau KPU Filipina melonjak ke rekor tertinggi dalam sejarah ke angka 74%.
Sore harinya pada pukul 17.00 waktu Filipina, setelah mengamati proses Pemungutan suara di beberapa TPS, Idham bertemu dengan Presiden Senat Filipina, Sir Vicente Sotto III, didampingi oleh House Speaker of the House of Representatives.
Pertemuan tersebut membahas proses rekapitulasi suara (canvassing) yang akan dimulai pada pukul 19.00 waktu setempat sampai dengan 5 hari berikutnya.
Sebagai tambahan, Comelec (KPU Filipina) tidak mentabulasi /merekapitulasi hasil perolehan suara (canvassing) pemilu presiden dan wakil presiden, tetapi Kongres (Senator dan DPR) yang merekapitulasi dan menetapkan hasil Pemilu tersebut.
ADVERTISEMENT
Protes pemilu turun drastis, di mana ada ribuan protes yang diajukan setelah pemilihan manual sebelum 2010 ke Majelis Pemilihan Dewan Perwakilan Rakyat atau House of Representatives Electoral Tribunal (HRET).
Pada tahun 2013, jumlah protes elektoral turun menjadi 37, dan pada 2016 hanya 28. Pada tahun 2019, jumlah protes turun menjadi hanya 20, dan ini pencapaian luar biasa yang dicapai dalam waktu kurang dari satu dekade.
Kekerasan terkait pemilu juga menurun drastis sejak teknologi mulai ada digunakan pada 2010. Pada 2010, ada176 kasus kekerasan yang dilaporkan, peningkatan besar atas ratusan kasus yang pemilu manual yang terus-menerus terganggu.
Pada 2019, Philippine National Police (PNP) melaporkan hanya ada 43 kasus terkait pemilu. Kekerasan, menurun 60% dari 2016. Departemen Pendidikan juga telah melaporkan lebih sedikit insiden kekerasan terhadap guru yang menjabat sebagai pekerja pemungutan suara.
ADVERTISEMENT
Efek positif juga langsung dirasakan pada sektor perekonomian, setelah modernisasi pemilu pertama pada 2010, Filipina Bursa Efek atau The Philippine Stock Exchange, Inc. (PSEi) membukukan keuntungan 3,85% dan Peso Filipina naik 1% terhadap dolar.
Pasca Pilkada 2016, PSEI naik 221 poin (3,09%) ditutup pada 7.369. Itu akhirnya akan melampaui 7.500, didukung oleh euforia dari pemilu damai. Investor menyambut pemilu 2016 yang umumnya damai dan tertib.