Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Anies: Jakarta Awalnya Dibangun dengan Konsep Berorientasi Kendaraan Pribadi
7 Juli 2022 15:38 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Gubernur Jakarta Anies Baswedan membeberkan sejumlah hal terkait pembangunan Jakarta yang mengalami perubahan drastis. Salah satunya terkait konsep pembangunan yang dulunya berorientasi untuk kendaraan pribadi.
ADVERTISEMENT
Anies mengatakan, sekarang orientasi tersebut mulai berganti menjadi kota yang nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Inilah yang ingin ditunjukkan Pemprov DKI.
“Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ingin menunjukkan kepada semua, bahkan dunia, bahwa Jakarta yang awalnya dibangun dengan konsep berorientasi kendaraan pribadi, dapat beralih menjadi kota yang lebih nyaman, produktif dan berkelanjutan melalui pembangunan berorientasi transit,” kata Anies saat peletakan batu pertama pembangunan terowongan bawah tanah di Rubanah Thamrin Nine UOB, Jakarta Pusat, Kamis (7/7).
Anies menyebut, salah satu bentuk pembangunan yang berorientasi untuk kenyamanan publik seperti trotoar di Jalan Jenderal Sudirman. Dulunya, di sana publik yang bukan pekerja kantoran tak dapat menikmati area itu sambil berjalan kaki.
"Bagaimana kita menyiapkan ruang ketiga menjadi ruang yang mensetarakan. Teman-teman ingat Jalan Jenderal Sudirman berapa tahun yang lalu jalan itu dimiliki oleh mereka yang bekerja di tempat ini saja di luar itu tidak bisa ikut menikmati jalan terbesar di republik ini," ujar Anies.
ADVERTISEMENT
" Jalan itu hanya dinikmati mereka yang bekerja. Kenapa? Karena semuanya menggunakan kendaraan pribadi, begitu masuk kantor sampai di kantor mau keluar kantornya pakai mobil pakai motor," sambung Anies.
Anies menuturkan, tidak hanya warga DKI yang dapat menikmati fasilitas tersebut. Tapi seluruh lapisan masyarakat di luar Jabodetabek.
"Apa yang terjadi setelah dibangunnya trotoar? Trotoarnya sangat lebar yang sesungguhnya terjadi adalah bukan saja mereka yang bekerja di kawasan ini yang bisa berjalan kaki leluasa tapi seluruh warga Jabodetabek bisa menikmati jalan dengan pemandangan gedung-gedung tinggi satu-satunya di republik ini," tandasnya.