Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Anies Resmikan Posko Aswaja di Surabaya, Singgung saat Pimpin DKI Tutup Alexis
2 Oktober 2023 0:48 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kedatangannya itu langsung disambut oleh warga sekitar serta para sesepuh Pondok Pesantren Sidosermo dan Ketua Aswaja, KH Mas Faqihudin Muhajir Basyaiban.
Anies pun langsung menuju ke Posko Aswaja dan meresmikan gedung posko tersebut. Usai meresmikan, Anies naik ke panggung untuk memberikan sambutan.
"Surabaya ini suhu udaranya panas datang ke acara ini rasanya adem. Saya bersyukur tadi juga ada peresmian Posko Aswaja, saya pikir Aswaja itu Ahli Sunah Wal Jamaah, ternyata poskonya Aswaja itu "Anies Wajib Jadi". Insyaallah dimudahkan," ujar Anies dalam sambutannya.
ADVERTISEMENT
Dalam pidatonya itu, Anies juga menyinggung soal kondisi Indonesia saat ini. Dia bicara soal harga kebutuhan pokok hingga akses kesehatan yang mahal. Anies optimis kondisi tersebut dapat diubah menjadi lebih baik.
"Ada perubahan di negeri ini supaya jadi lebih adil. Harga-harga murah atau mahal, kalau mahal mau diteruskan atau diubah? Sekolah murah atau mahal, kesehatan mahal atau murah? Jadi kami ingin supaya yang berasnya dari mahal jadi murah dan yang menanam beras jadi lebih baik lagi," ungkapnya.
"Saat ini petani-petani sulit hidup layak. Masalahnya harganya mahal tetapi uangnya ke tengkulak bukan ke petani, Insyaallah itu perubahan yang siap saya lakukan," tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Anies juga mengenang saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Dia membeberkan capaian dapat menutup sebuah kelab malam yang saat itu tak kunjung tutup meski sudah diprotes berulang-ulang.
ADVERTISEMENT
"Dulu saya bertugas di Jakarta, ada satu tempat yang harusnya bisa ditutup tetapi tidak bisa ditutup, namanya Alexis. Diprotes, didemo tidak bisa. Kemudian terjadi pergantian kepemimpinan, tempat itu dengan selembar kertas dan tanda tangan, tempat itu langsung ditutup. Itu namanya kewenangan," ucap Anies.
Menurutnya, untuk mengambil keputusan tersebut tidak harus melalui jalan aksi protes, melainkan dengan mengambil alih kewenangan melalui proses pemilihan umum. Sehingga pemimpin yang terpilih dan punya kehendak, bisa melakukan itu.
Anies mengatakan, dengan meraih kewenangan itu pun, perubahan bisa dilakukan. Memperjuangkan kepentingan bersama secara adil.
"Indonesia saat ini banyak hal yang harus diubah, tidak hanya pakai demo tidak hanya pakai protes. Mengubahnya melalui Pemilu, Pilpres, Pilkada. Bila mendapatkan kewenangan ini digunakan untuk kemaslahatan umat, untuk menegakkan keadilan dan itu yang sedang diperjuangkan. Insyaallah dengan begitu perubahan bisa dilaksanakan," tandasnya.
ADVERTISEMENT