Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Apa Itu Pasukan Perdamaian UNIFIL? Kenapa Dibutuhkan di Lebanon?
11 Oktober 2024 15:04 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Misi UNIFIL dibentuk pada 19 Maret 1978 setelah invasi Israel ke Lebanon, melalui Resolusi Dewan Keamanan PBB 425 dan 426.
Mandat awalnya untuk memastikan penarikan pasukan Israel , memulihkan perdamaian internasional, dan membantu Pemerintah Lebanon mengembalikan otoritasnya di wilayah tersebut.
Namun, baru pada 2000 Israel benar-benar menarik pasukannya dari Lebanon.
Di tahun 2006, setelah konflik mematikan antara Israel dan Hizbullah, Dewan Keamanan PBB memperbarui mandat UNIFIL melalui Resolusi 1701, mencakup tugas tambahan seperti:
Sejak 2006 pula Indonesia berpartisipasi dalam pengiriman pasukan TNI ke UNIFIL. Setiap tahun Indonesia mengirim Kontingen Garuda (Konga) — nama pasukan TNI yang tergabung dalam UNIFIL.
ADVERTISEMENT
Partisipasi TNI melalui Kontingen Garuda
Indonesia menjadi kontributor terbesar untuk misi UNIFIL dengan mengirimkan lebih dari 1.200 personel pada April 2024.
Kontribusi ini menempatkan Indonesia sebagai negara penyumbang pasukan terbanyak di misi UNIFIL, diikuti oleh India dan Ghana.
Dikutip dari situs resmi Kementerian Pertahanan RI, sejak pertama kali mengirim pasukan penjaga perdamaian pada 1957, TNI telah terlibat dalam berbagai misi di seluruh dunia, termasuk di Mesir, Kongo, Vietnam, dan Sudan.
Dalam misi UNIFIL, prajurit Indonesia kerap mendapat pengakuan atas profesionalisme mereka, termasuk penghargaan Medali PBB.
Pada 2020 lalu, prajurit TNI pernah menggagalkan perang antara Lebanon dan Israel. Saat itu, mereka berhasil mengadang Tank Merkava pasukan Israel.
Keikutsertaan TNI dalam misi UNIFIL tak hanya menunjukkan komitmen Indonesia terhadap perdamaian dunia, tapi juga meningkatkan kemampuan prajurit dalam menangani konflik nyata sekaligus mempromosikan produk alutsista Indonesia, seperti panser Anoa, di panggung internasional.
Ancaman dalam Menjalankan Misi
ADVERTISEMENT
Namun, di tengah upaya menjaga perdamaian, Kontingen Garuda tidak luput dari ancaman.
Pada beberapa kesempatan, pasukan TNI di UNIFIL menjadi sasaran serangan, yang terbaru adalah insiden serangan tank Israel yang menghantam menara pengawas UNIFIL di Ras al-Naqoura, Lebanon Selatan. Serangan ini melukai dua personel TNI.
UNIFIL menyatakan keprihatinan mendalam atas serangan tersebut dan menegaskan bahwa keselamatan pasukan penjaga perdamaian PBB yang menjalankan tugas mandat Dewan Keamanan tidak boleh dikompromikan.
Serangan itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan Hizbullah, yang menyebabkan terjadinya pertempuran di sepanjang Blue Line.
Pusat Penerangan (Puspen) TNI menyampaikan kondisi terkini anggota TNI yang menjadi korban luka akibat serangan Israel ke pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) di Lebanon. Prajurit UNIFIL dari Indonesia (TNI) tersebut disebutkan dalam kondisi baik usai mendapatkan perawatan.
ADVERTISEMENT
Kapuspen TNI Mayjen Hariyanto menjelaskan, peristiwa itu terjadi pada Kamis, 10 Oktober 2024 sekitar pukul 05.05 waktu setempat. Serangan terjadi di kawasan Tower Pengamat (OP-14), Naqoura, kawasan selatan Lebanon.
Kala itu terjadi duel militer Israel (IDF) dan Hizbullah—kelompok politik dan militer di Lebanon yang selama ini intens melawan negara Zionis.
"Aktivitas saling tembak antara IDF dan Hizbullah, terdengar ledakan dan luncuran dari kedua belah pihak. Situasi kontak tembak terus terjadi, dan Tank Merkava IDF mulai terpantau keberadaanya di seputaran Green Hill," tutur Hariyanto saat dihubungi wartawan, Jumat (11/10).