Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Apdesi Demo Lagi di DPR, Ribuan Aparat Diterjunkan Cegah Massa Masuk Tol
6 Februari 2024 10:41 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Massa Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) kembali menggelar demo di depan Gedung DPR/MPR, Jalan Gatot Subroto, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (6/2). Sebanyak 2.730 personel gabungan diterjunkan untuk mengamankan unjuk rasa.
ADVERTISEMENT
"Personel akan ditempatkan di sejumlah titik di sekitar DPR. Hasil evaluasi aksi unjuk rasa sebelumnya, massa melakukan aksi bakar ban, menutup jalan tol dan merusak pagar Gedung DPR," ucap Kapolres Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis, Selasa (6/2).
Jumlah tersebut diterjunkan guna mengantisipasi potensi kerusuhan seperti pada demonstrasi Apdesi pekan lalu.
Rekayasa Lalu Lintas
Polisi juga telah menyiapkan rekayasa lalu lintas guna memastikan arus lalu lintas tetap bergerak.
Penyekatan di Jalan Gatot Subroto dekat Restoran Pulau Dua dan penutupan Pintu Keluar Tol Dalam Kota di depan Gedung DPR telah dipersiapkan bila terjadi eskalasi oleh para demonstran.
"Kami mengimbau kepada para korlap dan orator untuk melakukan orasi dengan santun dan tidak memprovokasi massa. Lakukan aksi unjuk rasa dengan damai, tidak memaksakan kehendak, tidak anarkistis dan tidak merusak fasilitas umum. Hormati dan hargai pengguna jalan yang lain yang akan melintas di depan DPR," ujar Susatyo.
ADVERTISEMENT
Massa Apdesi mulai merapat ke DPR sejak pukul 08.00 WIB.
Sebelumnya pada Rabu (31/1), massa Apdesi juga menggelar demo di DPR. Mereke menuntut revisi UU Desa, salah satunya menuntut masa jabatan kepala desa diperpanjang dari 6 menjadi 9 tahun dan bisa dijabat selama 3 periode.
Demo sebelumnya berakhir ricuh, massa aksi berupaya merusak pagar gedung DPR RI dengan menggunakan tali tambang. Mereka juga melempari anggota polisi yang berjaga dengan batu dan botol air mineral. Mereka juga membakar ban bekas.
Polisi lalu mengambil tindakan untuk memukul mundur massa dengan menembakkan mobil water cannon.