Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Pemerintahan Joe Biden telah mencabut larangan penjualan senjata ofensif Amerika Serikat ke Arab Saudi. Mereka akan memulihkan kebijakan tiga tahun lalu yang digunakan untuk menekan kerajaan itu mengakhiri perang Yaman. Keputusan tersebut disampaikan Kementerian Luar Negeri AS pada Jumat (9/8).
ADVERTISEMENT
"Kami akan mempertimbangkan transfer baru berdasarkan kasus per kasus yang sesuai dengan Kebijakan Transfer Senjata Konvensional," kata pejabat senior kementerian itu, seperti dikutip dari Reuters.
Seorang ajudan Kongres AS mengatakan pemerintah memberi pengarahan pekan lalu tentang keputusan untuk mencabut larangan tersebut. Menurut seorang sumber, penjualan dapat dilanjutkan paling cepat di minggu berikutnya.
"Saudi telah memenuhi bagian mereka dari kesepakatan, dan kami siap untuk memenuhi bagian kami," ungkap seorang pejabat senior pemerintahan Biden.
Berdasarkan hukum AS, kesepakatan senjata internasional utama harus ditinjau oleh anggota Kongres sebelum keputusan diambil.
Anggota parlemen Demokrat dan Republik telah mempertanyakan penyediaan senjata ofensif ke Arab Saudi dalam beberapa tahun terakhir, dengan mengutip berbagai masalah termasuk korban sipil dari kampanye di Yaman hingga berbagai masalah HAM.
ADVERTISEMENT
Namun, penentangan itu melunak di tengah kekacauan Timur Tengah, utamanya setelah konflik Gaza 7 Oktober dan perubahan dalam pelaksanaan kampanye di Yaman.
Menurut pejabat pemerintah tersebut, sejak Maret 2022—ketika Saudi dan Houthi menandatangani gencatan senjata yang dipimpin PBB—tidak ada serangan udara Saudi di Yaman. Tembakan lintas batas dari Yaman ke Saudi itu pun sebagian besar telah berhenti.
"Kami juga mencatat langkah-langkah positif yang telah diambil Kementerian Pertahanan Saudi selama tiga tahun terakhir untuk secara substansial meningkatkan proses mitigasi bahaya sipil mereka, sebagian berkat kerja keras para pelatih dan penasihat AS," lanjutnya.
"Arab Saudi tetap menjadi mitra strategis dekat Amerika Serikat, dan kami berharap dapat meningkatkan kemitraan itu," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Vedant Patel.
ADVERTISEMENT