Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
AS Kembali Veto Resolusi DK PBB Minta Segera Gencatan Senjata di Gaza
21 November 2024 4:02 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Amerika Serikat kembali memveto resolusi Dewan Keamanan PBB untuk gencatan senjata dalam perang Israel di Gaza, Rabu (20/11). AS secara sinis menolak upaya untuk mencapai kompromi. Ini merupakan tindakan kesekian kalinya yang dilakukan AS.
ADVERTISEMENT
Dilansir Reuters, Kamis (21/11), Dewan keamanan yang beranggotakan 15 orang memberikan suara pada resolusi yang diajukan oleh 10 anggota tidak tetapnya dalam sebuah pertemuan yang menyerukan “gencatan senjata segera, tanpa syarat dan permanen” dan secara terpisah menuntut pembebasan sandera.
Hanya AS yang memberikan suara menentang, dan menggunakan hak vetonya sebagai anggota tetap dewan untuk memblokir resolusi tersebut.
Seorang pejabat senior AS, yang memberikan pengarahan kepada wartawan dengan syarat anonim sebelum pemungutan suara, mengatakan AS hanya akan mendukung resolusi yang secara eksplisit menyerukan pembebasan sandera segera sebagai bagian dari gencatan senjata.
“Seperti yang telah kami nyatakan berkali-kali sebelumnya, kami tidak bisa mendukung gencatan senjata tanpa syarat yang tidak menyerukan pembebasan sandera segera,” kata pejabat tersebut.
ADVERTISEMENT
Kampanye Israel selama 13 bulan di Gaza telah menewaskan hampir 44.000 orang dan membuat hampir seluruh penduduk wilayah kantong tersebut mengungsi setidaknya satu kali. Ini diluncurkan sebagai tanggapan atas serangan pejuang pimpinan Hamas yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang di Israel pada 7 Oktober 2023.
Menjelang pemungutan suara, menurut seorang pejabat AS, Inggris mengajukan bahasa baru yang seharusnya didukung AS sebagai kompromi, namun ditolak.
Beberapa dari 10 anggota dewan terpilih (E10) lebih tertarik untuk melakukan veto oleh AS daripada berkompromi dengan resolusi tersebut, kata pejabat tersebut, dan menuduh Rusia dan Tiongkok mendorong para anggota tersebut.