Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
AS Perluas Larangan Laptop di Pesawat ke 71 Negara
8 Juni 2017 7:32 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Pemerintah AS akan memperluas pelarangan barang elektronik berukuran besar seperti laptop di kabin pesawat terbang ke penerbangan yang berasal dari belasan bandara di Eropa, Timur Tengah dan Afrika, meskipun perluasan dapat dihindari jika negara-negara setuju untuk memperbaiki prosedur keamanan
ADVERTISEMENT
Dilansir Reuters, pembatasan AS yang diberlakukan pada bulan Maret saat ini mencakup sekitar 350 penerbangan seminggu yang berasal dari 10 bandara, terutama di Timur Tengah. Memperluas larangan ke semua bandara Eropa yang secara langsung melayani bandara AS akan mempengaruhi hampir 400 penerbangan setiap hari dan mencakup 30 juta pelancong memicu tantangan logistik utama.
"Kami tengah mendaftar 71 bandara lagi. Selain itu, kami juga melihat cara-cara lain yang bisa mengurangi ancaman tanpa memperluas larangan tersebut," ungkap Sekretaris Keamanan Dalam Negeri, John Kelly.
Kelly mengatakan wakilnya akan menghadiri sebuah konferensi di Malta minggu depan untuk mempresentasikan peningkatan standar minimum keamanan dan mengimbau agar sejumlah negara melakukan perubahan standar keamanan agar tak masuk dalam daftar larangan.
ADVERTISEMENT
Pembatasan pada laptop diumumkan pada bulan Maret, termasuk pada penerbangan yang berasal dari bandara di Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Qatar dan Turki, dipicu oleh kekhawatiran jika bom tersembunyi dapat dipasang di perangkat elektronik yang diambil di atas pesawat terbang.
Inggris dengan cepat mengikuti dengan pembatasan pada rute yang sedikit berbeda.
Kelly mengatakan banyak negara bekerja untuk tidak ditambahkan ke daftar larangan dengan memperbaiki alat screening untuk 'mendeteksi perangkat yang sangat canggih ini'.
"Ini adalah ancaman konstan yang sangat serius untuk menjatuhkan pesawat terbang," kata Kelly. Sementara juru bicara keamanan nasional, David Lapan, menolak untuk menyebutkan daftar 71 bandara yang sedang dipertimbangkan itu.
ADVERTISEMENT
Setiap langkah untuk pembatasan barang elektronik ke pesawat kargo memiliki implikasi keamanan potensial yang terkait dengan baterai laptop yang pernah terjadi. Kelly mengatakan bahwa dia sedang meninjau kembali kekhawatiran tersebut.
Sekretaris Perhubungan AS, Elaine Chao, pada sidang Senat pada hari Rabu (7/6) mengatakan baterai lithium ion di pesawat terbang bisa menjadi masalah. "Ini adalah masalah yang sulit ditangani pemerintah terutama dari sisi keamanan," kata Chao.
Sebuah kebakaran laptop di kabin bisa dideteksi dengan cepat daripada perangkat yang tersimpan dalam kargo. Salah satu kasus terjadi pada pekan lalu (30/5), sebuah penerbangan New York JetBlue Airways Corp yang menuju San Francisco dialihkan ke Michigan akibat baterai lithium laptop yang terbakar di kabin pesawat.
ADVERTISEMENT