Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Asa Ibu Lebanon Usai Gencatan Senjata, Pulang ke Desa yang Hancur karena Israel
27 November 2024 11:12 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Gencatan senjata antara Hizbullah dan Israel disepakati pada Rabu (27/11). Seorang ibu di Lebanon menaruh harapan tinggi atas kesepakatan itu.
ADVERTISEMENT
Gencatan senjata diumumkan Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Bersama Prancis, AS menjadi mediator penghentian pertempuran antara dua pihak itu.
Sesaat gencatan senjata diumumkan, seorang ibu yang punya anak kembar di Lebanon, Alia Ibrahim, menuntut Israel menepati janjinya perihal gencatan senjata.
Alia adalah warga Desa Qaaqaiyat al-Snawbar. Saat diwawancarai kantor berita Reuters, dia mengaku kabur dari tempat tinggalnya di tiga bulan lalu dan menuju ke Beirut.
“Desa kami, mereka menghancurkan setengah dari itu,” kata Alia seperti dikutip dari Reuters.
“Dalam beberapa detik sebelum mereka mengumumkan gencatan senjata setengah desa kami sudah hancur,” sambung dia.
Meski desanya sudah hancur, Alia menetapkan diri dan hati kembali ke rumahnya, secepat mungkin setelah pengumuman gencatan senjata itu.
ADVERTISEMENT
“Insyaallah saya akan pulang ke rumah kami dan tanah kami,” papar Alia.
Kehancuran Total
Sebelum gencatan senjata, pertempuran Israel melawan Hizbullah pecah selama setahun lebih di Lebanon. Pertempuran itu terjadi seiring dengan serangan Israel ke Gaza yang mengincar sekutu Hizbullah, Hamas.
Laporan media asal Qatar, Al-Jazeera, setahun Israel menyerang Lebanon, sebanyak 37 desa hancur. Kawasan kota tua yang bersejarah, Nabatieh dan Tyre, rata dengan tanah.
Israel mengeklaim hanya menghancurkan target-target terkait Hizbullah. Namun, sejumlah infrastruktur sipil turut hancur.
Hasil investigasi menunjukkan kehancuran terbesar terjadi pada kelompok Syiah. Kelompok ini adalah pendukung utama Hizbullah.