Aset Anak Bos Junta Myanmar Ditemukan saat Penggerebekan Narkoba di Thailand

12 Januari 2023 14:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Panglima Tertinggi militer Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing. Foto: Lynn Bo Bo/Pool/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Panglima Tertinggi militer Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing. Foto: Lynn Bo Bo/Pool/REUTERS
ADVERTISEMENT
Pejabat Thailand menemukan aset milik ketua anak pemimpin junta Myanmar Min Aung Hlaing dalam penggerebekan kediaman seorang Taipan Myanmar di Bangkok, Thailand, pada September lalu. Taipan itu terlibat dalam perdagangan narkoba dan pencucian uang.
ADVERTISEMENT
Keterangan kepolisian Thailand, mereka menemukan sertifikat tanah dan kontrak pembelian atas empat uni kamar tidur di kondominium atas nama putra Min yaitu Aung Pyae Sone, Rabu (11/1). Dua tabungan Siam Commercial Bank (SCB) atas nama putri Min, Kin Thiri Thet Mon, juga ditemukan di lokasi penggerebekan.
Terkait dengan temuan tersebut, otoritas Thailand memutuskan tidak akan memprosesnya secara hukum. Hal itu lantaran dianggap tidak berkaitan dengan kasus Tun.
“Sejauh ini, putra-putri Min Aung Hlaing tak memberikan tanggapan soal temuan aset mereka. Min Aung Hlaing juga belum memberikan komentar soal masalah ini,” sebut keterangan otoritas Thailand seperti dikutip dari Chanel News Asia.
Merespons hal itu, juru bicara kelompok aktivis keadilan Myanmar menuding temuan tersebut sebagai bukti keluarga pemimpin junta militer menyembunyikan aset mereka di Thailand.
ADVERTISEMENT
Masyarakat Thailand pun mendesak pemerintahnya untuk mengambil sikap tegas untuk mencegah negara tersebut menjadi tempat berlindung bagi penjahat perang di Myanmar.
Mereka mendorong pemblokiran akses junta Myanmar dan keluarganya terhadap bank-bank dan properti di Thailand serta membekukan aset curian milik rakyat Myanmar.
Juru bicara pemerintahan Thailand, Anucha Burapachaisri, enggan berkomentar lebih jauh mengenai permasalahan ini. Begitupun dengan pihak Bank SCB dan kondominium yang digerebek.
Penulis: Thalitha Yuristiana.