Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Ketua Dewan Pers, Azyumardi Azra dimakamkan dengan prosesi militer di TMP Kalibata, Jakarta pada Selasa (20/9) sekitar pukul 8.50 WIB.
ADVERTISEMENT
Upacara pemakaman dipimpin oleh Menko PMK RI, Muhadjir Effendy.
Selain Muhadjir Effendy, turut hadir sejumlah pejabat dan tokoh di upacara pemakaman Azyumardi Azra, seperti Mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla, Kapolri Jenderal Listyo Sigit, Alwi Shihab, dan juga mantan Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin.
“Konsen beliau itu luar biasa dan beliaulah yang memberikan landasan akademik tentang apa dan mengapa Islam nusantara itu. Artinya bagaimana islam diterapkan di nusantara ini,” kata Lukman Hakim di TMP Kalibata pada Selasa (20/9).
“Tentu kami semua ikut bersimpati, berempati atas kepulangan almarhum, tentu kita kehilangan, bersedih, tapi yakinlah bahwa almarhum yang sekarang sedang berpulang itu berpulang dengan sepenuh bahagia,” paparnya.
Lebih lanjut, Lukman mengatakan, spirit perjuangan almarhum yang selalu berbicara mengenai tentang kemanusiaan harus terus dilanjutkan.
ADVERTISEMENT
“Jadi beliau selalu berbicara tentang kemanusiaan. Jadi titik tolak beliau berpijak, orientasi arah yang harus dituju adalah selalu arah kemanusiaan karena beliau meyakini betul agama itu untuk memanusiakan manusia,” kata Lukman.
“Kalau beliau berbicara tentang keadilan tentang HAM, tentang demokrasi, kebebasan berpendapat, berserikat, dan seterusnya itu hakikatnya adalah bagaimana agar sisi-sisi kemanusiaan itu tidak tercerabut dari setiap kita. Dan itu adalah esensi agama. Itulah yang buat saya harus dilanjutkan oleh kita-kita,” tutupnya.
Pandangan serupa disampaikan mantan Menteri Luar Negeri, Alwi Shihab. Alwi Shihab bersama Amin Abdullah dan Azyumardi Azra, selama dua bulan lebih pernah bertolak ke daratan Eropa dan Amerika untuk menghadiri sebuah forum keilmuan.
Ketiga cendekiawan asal Indonesia itu diminta menjelaskan hakikat dan inti Pancasila di hadapan perwakilan negara-negara lain.
ADVERTISEMENT
Selama dua bulan itulah mereka selalu bersama dan melakukan interaksi. Hal ini tentu membuat mereka saling mengetahui kebiasaan satu sama lain dan karakter masing-masing. Selama itu pula, Alwi Shihab akhirnya mengakui betapa luar biasanya sosok Azyumardi Azra.
Menurutnya, Azyumardi Azra merupakan orang yang sangat disiplin dan tidak suka membuang-buang waktu. Jarang sekali dirinya melihat mendiang bersantai-santai, ketika ada waktu luang, mendiang lebih senang memanfaatkannya dengan belajar.
"Kami banyak sekali belajar dari beliau. Jadi selama 2 bulan saya tiap hari bersama dengan almarhum dan memang almarhum ini sangat disiplin dalam kehidupannya, paling tidak sangat disiplin membaca menulis dan tak ada waktu untuk main-main," tuturnya.
Kini, sang profesor telah berpulang. Indonesia telah kehilangan salah satu cendekiawan terbaiknya.
ADVERTISEMENT
"Kita kehilangan tokoh yang produktif yang menulis membaca mengikuti seminar, tidak lelah-lelahnya insyaallah ada lagi nanti yang timbul sebagai pengganti beliau di Indonesia ini," katanya.
Alwi Shihab mengaku masih sering bertemu dan berkomunikasi dengan almarhum. Namun, sejak pandemi Covid-19 dirinya sudah mulai jarang bertemu secara fisik. Mantan Menteri Agama itu mengaku terakhir kali bertemu dengan almarhum pada saat almarhum dilantik menjadi Ketua Dewan Pers.
"Pas dilantik jadi Dewan Pers itu (terakhir bertemu). Jadi saya bertemu melalui zoom, jadi kita selalu aware, selama covid ini sulit bertemu secara fisik tapi melalui zoom ikut bersama seminar webinar dan beliau ini sangat, kita kehilanganlah, sulit untuk menggantikan Pak Azyumardi," pungkasnya.