Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Kapal Negara (KN) Tanjung Datu-301 milik Badan Keamanan Laut (Bakamla ) RI mengusir sebuah kapal Coast Guard China (CCG) 5402 di Laut Natuna Utara , Senin (21/10). Kapal China itu mengganggu kapal MV Geo Coral milik PT. Pertamina East Natuna yang sedang menyurvei Pengolahan Data Seismik 3D Arwana.
ADVERTISEMENT
Awalnya, Puskodal Bakamla RI menerima laporan intelijen tentang kehadiran kapal China itu. Kapal China ini mengganggu aktivitas survei MV Geo Coral, yang didampingi 3 kapal yakni UB Anugerah Bersama 17, AHT PSB Roller dan TB Teluk Baju Victory.
"Kapal China Coast Guard (CCG) 5402 masuk dalam Landas Kontinen Indonesia di Laut Natuna Utara," kata Pranata Humas Ahli Muda Kapten Bakamla Yuhanes Antara, lewat keterangannya pada Selasa (22/10).
Bakamla segera menugaskan KN. Tanjung Datu untuk bergerak ke lokasi. Mereka mendeteksi kapal China pada pukul 05.30 WIB, dari jarak 7,3 Nautical Miles (NM).
"KN. Tanjung Datu-301 mencoba berkomunikasi melalui radio dengan kapal tersebut, namun kapal CCG 5402 bersikeras bahwa wilayah tersebut merupakan bagian dari yurisdiksi Tiongkok," kata Yuhanes
ADVERTISEMENT
Pada 05.38, dua kapal masih bertahan di posisinya masing-masing. TNI AL turun tangan dengan mengirim Kapal Perang jenis Korvet KRI Sutedi Senaputera 378. Tak hanya itu, Bakamla menambah kekuatan dengan mengirim sebuah pesawat patroli udara.
"Bersama-sama, kedua kapal patroli Indonesia tersebut melaksanakan shadowing dan berhasil mengusir kapal CCG 5402 keluar dari wilayah yurisdiksi Indonesia di Laut Natuna Utara," ucap Yuhanes.
Setelah kapal China diusir, Kapal Pertamina akhirnya melanjutkan kegiatan survei seismiknya .
"Bakamla RI akan terus melakukan patroli dan pemantauan intensif di wilayah perairan Natuna Utara untuk memastikan kegiatan survei seismik berjalan tanpa gangguan serta menjaga kedaulatan dan hak berdaulat Indonesia. Operasi ini juga mencerminkan komitmen Bakamla RI dalam menjaga ketertiban dan keamanan maritim di perairan strategis Indonesia," tutup Yuhanes.
ADVERTISEMENT