Bamsoet dan Fadel Dinilai Kekanak-kanakan karena Desak Sri Mulyani Dicopot

5 Desember 2021 18:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua MPR Bambang Soesatyo. Foto: Dok. MPR
zoom-in-whitePerbesar
Ketua MPR Bambang Soesatyo. Foto: Dok. MPR
ADVERTISEMENT
Analis politik dari Exposit Strategic, Arif Susanto, ikut menanggapi desakan Ketua MPR Bambang Soesatyo dan Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad agar pemerintah mencopot Sri Mulyani dari jabatannya sebagai Menteri Keuangan.
ADVERTISEMENT
Arif mengatakan, desakan itu berlebihan dan cenderung kekanak-kanakan. Menurut dia, alasan Sri Mulyani tidak hadiri dalam rapat di MPR hingga tidak dipenuhinya anggaran yang diajukan MPR tidak bisa dijadikan alasan.
"Saya melihat bahwa MPR terutama dua orang ini Bamsoet dan Fadel Muhammad itu kekanak-kanakan tapi saya menyebutnya MPR yang kekanakan karena ya hampir enggak ada respons kan dari anggota MPR yang lainnya," kata Arif dalam diskusi politik yang ditayangkan kanal YouTube Formappi, Minggu (5/12).
Arif menilai, desakan untuk mencopot Sri Mulyani hanya karena masalah diturunkan anggaran MPR tidak dapat diterima.
"Kenapa kok saya menyebut MPR ini kekanak-kanakan sebab dengan pernyataannya Fadel Muhammad dan Bamsoet itu seolah-olah relasi politik MPR dengan pemerintah itu ditentukan oleh fluktuasi anggaran. Jadi kalau anggaran untuk MPR naik, maka relasinya bagus, nanti kalau anggarannya menurun jadi nanti relasinya jelek," ucap Arif.
ADVERTISEMENT
Arif menuturkan, fluktuasi hingga pemotongan anggaran lembaga negara adalah hal yang lumrah. Terlebih saat ini negara sedang dilanda pandemi COVID-19.
"Fluktuasi anggaran adalah hal normal di banyak lembaga negara sejauh dapat dijelaskan ya misalnya kan sekarang ada penjelasan mengenai alokasi yang lebih besar untuk penanggulangan COVID, saya kira itu bisa diterima," kata Arif.
"Coba bayangkan ketika jumlah utang kita makin besar tapi lembaga-lembaga negara justru berebut untuk mendapat jatah lebih besar," tambah dia.
Menteri Keuangan Sri Mulyani pada acara serah terima aset eks BLBI. Foto: Dok. Kemenkeu
Mengenai permintaan anggaran tinggi oleh MPR, Arif mengatakan usulan itu tidak sebanding dengan kinerja MPR. Sebab MPR hanya melakukan sosialisasi empat pilar.
Padahal, urusan sosialisasi ini lumrahnya dapat dilakukan oleh ASN biasa yang memiliki posisi lebih rendah dari anggota atau ketua MPR.
ADVERTISEMENT
"Saya tidak mengatakan bahwa 4 pilar itu enggak penting. Tetapi sosialisasinya itu jadi lembaga sebesar MPR harganya adalah melakukan sosialisasi sesuatu yang bahkan bisa dilakukan oleh para ASN yang mohon maaf pada level yang lebih rendah," lanjut dia.
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo. Foto: MPR RI
Oleh sebab itu, Arif menganggap pernyataan yang disampaikan oleh Bamsoet dan Fadel adalah blunder. Pernyataan itu bisa mencoreng nama baik MPR sebagai lembaga tertinggi negara.
"MPR melampaui kewenangan yang dimilikinya dengan menyebut bahwa Sri Mulyani harus diganti hanya gara-gara tidak hadir dalam pertemuan atau tidak memenuhi keinginan anggaran yang diajukan," kata Arif.
"Jadi dengan dengan pernyataan itu sebenarnya pimpinan MPR sudah mencoreng muka sendiri mempermalukan diri sendiri tetapi efeknya itu kepada lembaga," tutupnya.
ADVERTISEMENT