Bamsoet Kenang Gus Sholah: Panutan yang Terus Menjaga Persatuan Bangsa

3 Februari 2020 10:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah kerabat mengangkat keranda berisi jenazah�KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah atau Gus Sholah di rumah duka di Mampang Prapatan. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah kerabat mengangkat keranda berisi jenazah�KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah atau Gus Sholah di rumah duka di Mampang Prapatan. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
ADVERTISEMENT
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) menyampaikan rasa dukanya atas wafatnya KH Salahuddin Wahid atau akrab disapa Gus Sholah, pada Minggu (2/2). Bamsoet mengatakan Gus Sholah akan terus dikenang sebagai tokoh yang terus menjaga persatuan Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Saya dan segenap keluarga besar MPR sangat berduka atas wafatnya Gus Sholah. Almarhum tidak hanya dikenal sebagai Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng di Jombang," kata Bamsoet dalam keterangan tertulisnya, Senin (3/2).
"Lebih dari itu, almarhum sudah menjadi tokoh panutan, karena Gus Sholah selalu berbicara dan bekerja demi persatuan dan kesatuan bangsa. Almarhum pun selalu berbicara dan bekerja demi terwujudnya persatuan umat beragama,” lanjutnya.
Waketum Golkar itu mengatakan partainya turut kehilangan atas kepergian adik kandung Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu. Sebab, Gus Sholah sempat dipinang menjadi wakil presiden mendampingi Wiranto dalam pemilu 2004 oleh partai yang diketuai Airlangga Hartanto itu.
"Nama almarhum tak akan pernah hilang dari catatan Partai Golkar. Sebab, pada pemilihan presiden tahun 2004, Partai Golkar meminang Gus Sholah sebagai calon wakil presiden untuk disandingkan dengan calon presiden Wiranto," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Ketua MPR Bambang Soesatyo dalam acara diskusi merawat kemajemukan. Foto: Dok. MPR
Tak hanya itu, Bamsoet menuturkan semasa hidup, Gus Sholah menjadi sosok yang selalu menerima aspirasi dari beragam kalangan. Karena itu, Gus Sholah dianggap sebagai sosok pejuang martabat kemanusiaan.
"Almarhum melakoni peran itu tanpa pamrih. Dia menyuarakan berbagai persoalan melalui sejumlah tulisan yang dipublikasikan, serta tak segan menyampaikan kritik yang konstruktif," kata dia.
“Saya ikut merasakan kesedihan keluarga almarhum Gus Sholah dan keluarga besar Nahdliyin. Dalam suasana duka ini, saya dan rekan-rekan di MPR melantunkan doa agar keluarga dan komunitas Nahdliyin tabah serta merelakan kepergian almarhum Gus Sholah,” pungkas Bamsoet.
Gus Sholah wafat pada Minggu malam di RS Jantung Harapan Kita. Gus Sholah meninggal setelah sempat dirawat di rumah sakit selama dua pekan akibat gangguan ritme jantung.
ADVERTISEMENT
Gus Sholah tak hanya dikenal sebagai ulama, tapi juga aktivis dan politisi. Semasa hidupnya, ia pernah menjabat sebagai anggota MPR di masa awal reformasi tahun 1998.
Kemudian pria berusia 78 tahun ini semakin dikenal masyarakat saat menjadi calon wakil presiden di Pilpres 2004 mendampingi Wiranto. Namun, keduanya gagal lolos dan tersingkir di putaran pertama dengan perolehan suara 22,15 persen.