Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Barter Nama Jalan: Maroko Punya Jalan Sukarno, Indonesia Ada Casablanca
18 Oktober 2021 20:36 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Mengingat pemerintah Turki adalah pihak yang mengajukan nama yang akan digunakan, banyak warga yang mendesak mereka untuk menggantinya. Tak sedikit juga yang mengusulkan nama sejumlah tokoh besar Turki lain yang dianggap lebih pantas.
Mulanya, pemerintah Turki mengizinkan pemberian nama jalan di depan KBRI Ankara dengan nama Bapak Bangsa Indonesia, Ir Sukarno. Namun, Turki melihat alangkah baiknya jika pemberian nama dilakukan secara barter atau resiprokal (berbalas).
Oleh karenanya, KBRI Ankara mengajukan pemberian nama tokoh besar Turki sebagai nama jalan di Ibu Kota DKI Jakarta.
Langkah resiprokal atau saling membalas ini juga dilakukan oleh Indonesia dan satu negara sahabat di Timur Tengah: Maroko . Seperti diketahui, kedua negara sama-sama memiliki nama jalan yang merepresentasikan satu sama lain.
ADVERTISEMENT
Di Ibu Kota Rabat, Maroko, terdapat satu jalan yang dianugerahi nama Sukarno. Nama yang tertera di papan petunjuk adalah “Rue Soukarno”.
Jalan Rue Soukarno, yang merupakan penghubung ibu kota, diresmikan pada 2 Mei 1960 oleh sang Proklamator RI sendiri.
Bagaimana dengan di Indonesia? Di sini, tepatnya Ibu Kota DKI Jakarta, terdapat jalan besar yang merepresentasikan kehadiran Maroko: Jalan Casablanca.
Jalan Casablanca yang berlokasi di Jakarta Selatan mengambil nama satu kota besar di Maroko, Kota Casablanca. Kota tersebut juga merupakan sister city (kota kembar) Jakarta.
Berbalas nama ini merupakan simbol dari eratnya persahabatan Maroko dan Indonesia sedari lama. Hubungan diplomatik kedua negara tercipta sejak 61 tahun yang lalu.
Dikutip dari situs resmi Kemlu RI, tibanya Sukarno di Kota Rabat, Maroko, pada 2 Mei 1960 disambut baik oleh Raja Maroko saat itu, Mohammed V.
ADVERTISEMENT
Dalam kunjungan tersebut, Raja Mohammed V berharap kedatangan Sukarno dapat membawa kontribusi positif terhadap kerja sama negara-negara Asia dan Afrika.
Sebagai inisiator dari Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada 1955, Sukarno berhasil membangunkan kesadaran dan semangat komunitas dunia, termasuk rakyat Maroko, untuk membebaskan diri dari kolonialisme.
Tak hanya itu, Sukarno dipandang sebagai pahlawan gerakan kemerdekaan di dunia negara-negara Islam, serta pemimpin dalam perlawanan terhadap kolonialisme.
Karenanya, nama sang Presiden pertama Indonesia menjadi simbol atas dasar hubungan baik kedua negara berpenduduk mayoritas Muslim ini.
Sedangkan penganugerahan nama “Casablanca” sebagai nama jalan di Jakarta terlaksana pada 1991. Saat itu, hubungan Jakarta dan Casablanca resmi terjalin sebagai sister city.
Hubungan baik itu terus berjalan hingga memasuki milenium baru. Pada 2018, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyambangi Kota Casablanca, Maroko, untuk meningkatkan kerja sama antara kota kembar itu.
ADVERTISEMENT
Sejumlah kerja sama Jakarta dan Casablanca meliputi pertukaran tenaga ahli, pemberian pelatihan pemadaman kebakaran bagi personel di Casablanca, promosi seni budaya dan pariwisata kedua kota, serta partisipasi Jakarta pada MTQ Internasional.
Tak hanya itu, Anies bertolak ke Casablanca juga untuk mempelajari tren smart city yang berkembang di sana.
Kunjungan Anies saat itu adalah untuk memenuhi undangan dari Wali Kota Casablanca saat itu, Abdeelaziz Omari. Ia berkunjung ke acara 'The Third Edition of Smart Cities African Casablanca 2018'.