Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Bedah Isi Pidato Jokowi di Sidang Tahunan: Sebut Lurah 7 Kali, Hilirisasi 8 Kali
16 Agustus 2023 18:48 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Sidang tahunan MPR/DPR tahun 2023 digelar pada Rabu (16/8). Sidang yang berlangsung di Gedung MPR/DPR itu merupakan dalam rangka memperingati HUT ke-78 kemerdekaan RI.
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi hadir dalam sidang tersebut. Kali ini dia tampak mengenakan baju adat Tanimbar dari Provinsi Maluku. Dalam agenda sidang tahunan ini, Jokowi menyampaikan pidato kenegaraan.
Jokowi dalam pidatonya yang berdurasi 30 menit tersebut berbicara soal meraih Indonesia Emas tahun 2045, turunnya angka stunting, hingga hilirisasi.
Dari pidato tersebut, kumparan menganalisis apa saja kata terbanyak yang muncul. Kata-kata ini dapat menggambarkan fokus pemerintahan Jokowi saat ini.
Ada sebanyak 20 kata terbanyak yang kami ambil dari seluruh isi pidato Jokowi dengan membuang stopwords atau kata-kata umum tiada arti. Kata yang dibuang ini termasuk kata sapaan dan konjungsi.
Hasilnya, ‘Indonesia’ menjadi kata yang paling banyak diucapkan presiden. Kata itu disebut sebanyak 29 kali.
ADVERTISEMENT
Jokowi banyak menerangkan soal kekuatan Indonesia untuk jadi maju. Ini juga terkait dengan cita-cita meraih Indonesia Emas 2045 menjadi posisi 5 besar kekuatan ekonomi dunia.
Jokowi juga menjelaskan betapa Indonesia terus berkembang pesat dan memiliki kepercayaan internasional (international trust) serta sukses menghadapi krisis dunia 3 tahun terakhir.
"Ini yang bolak balik saya sampaikan di setiap kesempatan. Bahwa Indonesia saat ini punya peluang besar. Untuk meraih Indonesia Emas 2045 meraih posisi jadi 5 besar kekuatan ekonomi dunia dan tidak hanya peluangnya saja. Tapi strategi untuk meraihnya sudah ada, sudah dirumuskan. Tinggal apakah kita mau memfokuskan energi kita untuk bergerak maju atau justru membuang energi kita untuk hal-hal yang tidak produktif, yang memecah belah. Bahkan yang membuat kita melangkah mundur.
Selain ‘Indonesia’, kata terbanyak lainnya adalah ‘Negara’ dan ‘Hilirisasi’ dengan masing-masing diucapkan sebanyak 8 kali. Jokowi banyak menegaskan terkait pentingnya hilirisasi. Hilirisasi sendiri merupakan strategi untuk meningkatkan nilai tambah komoditas suatu negara.
ADVERTISEMENT
Jadi, dengan hilirisasi, komoditas yang diekspor tak lagi berwujud bahan baku mentah tetapi sudah menjadi barang setengah jadi. Upaya ini diharapkan bisa meningkatkan nilai tambah komoditas, sehingga dianggap mampu mewujudkan kesejahteraan rakyat.
“Hilirisasi yang ingin kita lakukan adalah hilirisasi yang melakukan transfer teknologi yang memanfaatkan sumber energi baru dan terbarukan, serta meminimalisir dampak lingkungan.Pemerintah telah mewajibkan perusahaan tambang membangun pusat persemaian untuk menghutankan kembali lahan pasca tambang,”
Kata lain yang cukup banyak diucapkan adalah 'lurah', yakni sebanyak 7 kali. Dalam pidato ini, Joko Widodo menyinggung sebutan 'Pak Lurah' yang mengarah kepada dirinya. Ini terkait arahan soal sosok capres dan cawapres yang ramai dibicarakan di tahun politik ini.
"Saya sempat mikir. Siapaa “Pak Lurah” ini. Sedikit-sedikit kok Pak Lurah. Belakangan saya tahu yang dimaksud Pak Lurah itu ternyata saya. Ya saya jawab saja: Saya bukan lurah. Saya Presiden Republik Indonesia. Ternyata Pak Lurah itu, kode. Tapi perlu saya tegaskan, saya ini bukan Ketua umum parpol, bukan juga Ketua koalisi partai dan sesuai ketentuan Undang Undang yang menentukan Capres dan Cawapres itu Parpol dan koalisi parpol,"
ADVERTISEMENT
Secara keseluruhan, Jokowi membahas soal situasi tahun politik yang menghangat, potensi ekonomi, serta tantangan Indonesia ke depan.
Temuan ini mirip dengan pidato kenegaraan Jokowi dalam sidang tahunan MPR/DPR pada tahun 2022. Kala itu, Presiden Jokowi menyebut ‘Indonesia’ sebanyak 40 kali, sekaligus jadi kata terbanyak yang dia ucapkan dalam pidatonya.
Kata lain yang juga sering disebut Jokowi yaitu besar, republik, cepat, dan pulih. Fokus utama pidatonya terletak pada pemulihan dan kebangkitan Indonesia dari segala krisis.
Sementara tahun 2021, Jokowi paling banyak menyebut ‘pandemi’ dalam pidatonya di sidang tahunan MPR/DPR, yakni 31 kali. Kata ‘pandemi’ tak lagi muncul sama sekali dalam pidato 2023 ini.
Kala itu, presiden menggunakan kata ‘pandemi’ untuk menjelaskan dampak kesehatan masyarakat akibat COVID-19. Jokowi mengatakan kesadaran masyarakat akan kesehatan saat itu semakin tinggi.
ADVERTISEMENT
'Negara' menjadi kata yang paling sering disebut Jokowi dalam pidato di sidang tahunan MPR/DPR tahun 2020, yaitu sebanyak 26 kali.
Kata tersebut sering disebut untuk menjelaskan kepentingan ekonomi negara. Khususnya untuk menekankan dampak ekonomi kala itu yang terjadi di negara-negara dunia akibat COVID-19.
Selain itu, kata yang sering disebut Jokowi pada sidang tahunan MPR/DPR tahun 2020, yaitu negara, bangsa, krisis, dan kerja.