Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Sebanyak lima orang pendukung mantan Presiden Bolivia, Evo Morales , terbunuh di Kota Cochabamba.
ADVERTISEMENT
Insiden terjadi saat pendukung Evo Morales bentrok dengan aparat keamanan pada Jumat (15/11) waktu setempat. Saat itu, ribuan pendukung Morales tengah menggelar demo menentang Presiden sementara Bolivia, Jeanina Anez, di pusat Kota Cochabamba.
Ketika demo berlangsung, ribuan orang pendukung Morales lainnya mencoba ikut serta dalam demo tersebut. Polisi pun mencoba menghalangi mereka melintas jembatan menuju pusat Kota Cochabamba.
Tindakan polisi itu berujung bentrok. Kepolisian mengklaim, pengunjuk rasa membawa senjata, molotov, bazoka bahkan bom.
"Mereka menggunakan dinamit dan senjata mematikan, aparat keamanan dan polisi tidak dilengkapi senjata kaliber seperti itu, kami mengkhawatirkan hal tersebut," sebut Kepala Kepolisian Cochabamba, Kolonel Jamie Zurita, seperti dikutip dari AFP, Sabtu (16/11).
Zurita membantah bentrok tersebut menelan korban jiwa. Namun, data kelompok independen dan media lokal setempat menujukkan bentrokan menelan 10 korban jiwa warga sipil yang seluruhnya adalah petani koka.
ADVERTISEMENT
Selain itu, delapan orang pengunjuk rasa lainnya menderita luka. Media Bolivia menyatakan bahwa 100 orang pengunjuk rasa ditahan.
Total, sepanjang pekan ini, sudah 15 pengunjuk rasa yang tewas. Sedangkan lebih 400 lainnya menderita luka.
Kondisi Bolivia mencekam usai Morales mundur dan memilih tinggal di Meksiko. Pengunduran diri Morales disebabkan tekanan oposisi atas dugaan kecurangan pemilu.
Morales awalnya bersikeras tidak mau mundur. Keputusan Morales berubah ketika kepolisian ikut serta dalam unjuk rasa menentang dirinya.
Setelah Morales mundur, kondisi Bolivia tidak semakin baik. Pendukung Evo Morales yang berasal dari kelompok petani turun ke jalan demi menentang pemerintahan sementara Bolivia.