Berburu Lailatulqadar di Masjid I’tikaf Kampung Maghfirah

30 Maret 2025 12:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ustadz Bendri dan Ayah Irwan, praktisi Ketahanan Keluarga atau Parenting menjadi pemateri dan pembimbing peserta Itikaf di Masjid Itikaf Kampung Maghfirah, Tangkil,  Caringin Bogor. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ustadz Bendri dan Ayah Irwan, praktisi Ketahanan Keluarga atau Parenting menjadi pemateri dan pembimbing peserta Itikaf di Masjid Itikaf Kampung Maghfirah, Tangkil, Caringin Bogor. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Sedikitnya 800 orang menghabiskan 10 hari terakhir Ramadan di Masjid I’tikaf Kampung Maghfirah, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Mereka berdatangan dari Jabodetabek, Bandung, Padang, Palembang, Bengkulu, Kalimantan, Aceh, Kupang, dan Papua.
ADVERTISEMENT
Mereka beriktikaf di Masjid I’tikaf Kampung Maghfirah karena tempatnya yang nyaman. Suasananya juga membuat mereka merasa seperti beribadah di Masjidil Haram.
“Masjidnya nyaman, bersih dan yang lebih penting lelah ibadah yang panjang seperti tak terasa, karena kami dibimbing dengan sangat baik oleh para guru. Imam-imam salatnya juga begitu merdu suaranya seperti salat di Masjidil Haram, hingga tak terasa, air mata kerap berlinang dibuatnya,” kata Melinda peserta iktikaf asal Aceh.
Sementara Yobi mengaku pelayanan menjadi salah satu alasan ia datang dari Depok ke Kampung Maghfirah. Ini menjadi tahun keempatnya beriktikaf di Masjid I’tikaf Kampung Maghfirah.
“Kenyamanan ibadah terjamin dengan pelayanan para pengurus dan santri yang sigap, ramah dan bersahabat,” tutur Yobi.
ADVERTISEMENT
Lain lagi dengan Abdul Rasyid, orang tua santri MILBoS (Maghfirah Islamic Leadership Boarding School). Ayah 3 anak yang tidak pernah melewatkan waktu beriktikaf selama 4 tahun terakhir ini juga mengaku punya kesan mendalam saat hendak berbuka puasa di Masjid I’tikaf Kampung Maghfirah.
“10 menit jelang berbuka puasa seluruh peserta iktikaf sudah berkumpul di hadapan menu takjil. Sambil menunggu azan berkumandang kami semua berdoa dibimbing oleh Syeikh dan Ustaz dengan doa yang sangat dalam dan menyentuh kalbu. Kami dengan khusyuk bermunajat di waktu mustajab, berharap semoga doa-doa terbaik kami dikabulkan Allah,” tuturnya.
Masjid I’tikaf berdiri di kaki Gunung Pangrango, Caringin, Kabupaten Bogor menjadi. Hawa sejuk di masjid membuat tempat itu sangat syahdu dan khusyuk untuk beribadah puasa dan memburu malam Lailatulqadar di 10 hari terakhir Ramadan.
ADVERTISEMENT
Iktikaf di masjid ini juga terasa berbeda tidak hanya dari suasana sejuknya, tapi juga karena fasilitas yang disediakan oleh pihak masjid. Di antaranya masjid menyiapkan kasur dan bantal untuk jemaah berisitirahat dan toilet yang bersih dengan air hangat untuk keperluan mandi.
Selain itu pengurus masjid juga menyediakan konsumsi untuk sahur dan berbuka puasa dengan menu nusantara yang khas dan lezat.
Untuk menjaga kesehatan jemaah, panitia juga mensiagakan tenaga dokter dan tenaga kesehatan yang mendampingi peserta selama beriktikaf. Dengan begitu peserta iktikaf dapat menjalankan ibadah dengan baik.
Sisa waktu Ramadan seakan tak terbuang sia-sia karena jadwal yang ketat diisi dengan ibadah wajib dan sunah seperti salat wajib lima waktu, puasa, tadarus Al-Qur’an. Salat sunah yang terjaga dan terbimbing.
ADVERTISEMENT
Ustaz Isymal, ketua panitia iktikaf menjelaskan dalam sehari peserta sekurang-kurangnya membaca 5 juz Al-Qur'an bersama-sama.
“Kita salat Tarawih 1 juz, tahajud 1 juz dan tadarus Al-Qu’an 3 juz, itu di luar membaca Al-Qur’an yang menjadi target pribadi setiap peserta," ungkap Isymal.
“Di sini, paling tidak jemaah bisa khatam Al-Qur’an sebanyak 5 kali atau lebih dalam 10 hari terakhir ini,” pungkas Ustaz Lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Pendidikan Islam ini.
Di antara waktu iktikaf para peserta juga mendapatkan materi keislaman seperti tadabbur Al-Qur’an, fiqih, hadis, sejarah, tafsir, dan materi parenting yang dibimbing oleh para masyayikh seperti Syekh Riyadh, seorang Doktor ahli fiqih asal Suriah; Syekh Ali seorang doktor pakar akidah lulusan Madinah; DR Ahmad Hatta, M.A founder dan pembina Kampung Maghfirah; dan para asatidzah praktisi dan spesialis parenting seperti Ustadz Deka Kurniawan, Ustadz Bendri Jaysurohman, Ustadz Ayah Irwan dan Bunda Ely Risman.
ADVERTISEMENT
Dengan begitu menghabiskan 10 hari Ramadan di Masjid I’tikaf Kampung Maghfirah terasa menjadi lebih bermakna karena masjid ini menjadi laksana taman nyaman belajar Islam.