Bey Perketat Izin Studi Tur Sekolah: Tak Keluar Jabar, Jangan Pakai Bus Tua

14 Mei 2024 0:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PJ Gubernur Jabar, Bey Machmudin, saat memimpin FGD terkait ekspor mangga gedong gincu di Gedung Sate pada Rabu (20/3/2024). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
PJ Gubernur Jabar, Bey Machmudin, saat memimpin FGD terkait ekspor mangga gedong gincu di Gedung Sate pada Rabu (20/3/2024). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Pj Gubernur Jabar, Bey Machmudin, mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor: 64/PK.01/KESRA yang mengatur soal Study Tour Pada Satuan Pendidikan. Melalui surat tersebut, Bey memperketat izin kegiatan studi tur.
ADVERTISEMENT
Dalam SE itu, Bey meminta agar pelaksanaan study tour digelar di dalam provinsi. Tidak ada pergerakan ke luar Jawa Barat.
"Kami ingin sekolah-sekolah di Jabar agar study tour-nya di Jabar saja supaya ekonomi Jabar sendiri ada pergerakan. Selain itu, pihak sekolah diminta memperhatikan kondisi kendaraan yang akan digunakan untuk melaksanakan study tour," demikian keterangan Bey, Senin (13/5).
Bey tak ingin lagi kasus bus mau di Subang yang menewaskan 11 orang terjadi lagi. Dia ingin bus tua tak lagi digunakan dan jadi perhatian khusus calon penggunanya.
"Kelayakan bus maupun kesehatan pengemudi, pelajaran dari kasus Subang ini, terkait tahun kendaraan jangan menggunakan bus tua," lanjut dia.
Bey Minta Bus Harus Uji KIR
ADVERTISEMENT
Bey menegaskan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Polda Jabar dan Dinas Perhubungan Pemprov Jabar untuk melarang bus yang tidak memiliki uji layak KIR, pengemudi ugal-ugalan dan tak memiliki SIM supaya tidak beroperasi lagi.
"Kami akan koordinasikan dengan Dishub dan Polda, jika tidak ada uji KIR dan pengemudi melanggar aturan di jalan pasti ada sanksi," ucap dia.
Wujud bus pariwisata Putera Fajar pasca kecelakaan di Subang, Jawa Barat. Foto: Dok. Istimewa
Bey menambahkan, SE yang telah diterbitkan tersebut masih bersifat imbauan dan akan terus dikaji. Jika ada sekolah yang sudah telanjur memesan tiket pergi ke luar Jabar, dia mempersilahkannya.
"Misalkan ada sekolah yang sudah berencana untuk pergi ke luar daerah, kami tidak melarang karena sifatnya masih imbauan, tapi kami berharap jika masih bisa diubah, lebih baik dalam kota saja," ungkap Bey.
ADVERTISEMENT
"Jabar punya segalanya, pariwisata dan industri pun ada semua di Jawa Barat," tambahnya.
Sementara, terkait wacana penambahan infrastruktur jalan di kawasan Ciater pasca kecelakaan maut bus, Bey mengaku masih menunggu hasil dari investigasi dan evaluasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
"Untuk penambahan infrastruktur jalan, kami masih menunggu hasil dari KNKT, apa harus ada perombakan rambu, pelebaran jalan dan lainnya, kami masih menunggu," kata dia.
Total 11 orang tewas akibat insiden kecelakaan bus di Ciater, Subang. 11 orang yang tewas itu terdiri dari 9 pelajar dan 1 guru SMK Lingga Kencana Depok yang merupakan penumpang bus.
Berikut daftar korban tewas:
• Ade Nabila (P)
• Mahesa (L)
• Desy Yulianti (P)
ADVERTISEMENT
• Intan Fauziah (L)
• Dimas Aditya (L)
• Robbiatul (P)
• Ahmad Fauzi (L)
• Intan Rahmawati (P)
• Supra Yogi (Guru, 65 tahun)
• Tiara (P)
• Raka (L) warga Cibogo, Subang (pengendara motor)