Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Biaya Kuliah Kedokteran Selangit, tapi untuk Jadi Dokter Kaya Raya Sulit
1 September 2022 12:33 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Menjadi seorang dokter mungkin menjadi impian banyak seseorang. Sebagian menganggap profesi dokter ini adalah profesi yang menjamin kekayaan di masa depan.
ADVERTISEMENT
kumparanplus mengadakan diskusi bersama dokter-dokter dalam Twitter Space. kumparan mengundang dr. Rakhmad Hidayat dan dr. Kurniawan Satria Denta dengan tema “Kuliah Mahal, Dokter Kurang?”, yang dikutip Kamis (1/9).
Dalam diskusi tersebut, dr. Denta yang juga merupakan dokter Spesialis Anak menyebutkan bahwa untuk kuliah di jurusan Pendidikan Dokter itu tidaklah murah.
Tak hanya dari sisi mahasiswanya saja, dari sisi penyelenggara atau Universitas pun harus keluar biaya yang besar. Denta mengatakan, untuk pengadaan manekin saja mencapai miliaran rupiah. Belum lagi untuk pengadaan teknologi-teknologi kesehatan terbaru yang lebih canggih seperti Augmented Reallity atau Artificial Intellegence.
“Yang jelas yang perlu dipahami dulu adalah yang namanya Pendidikan Kedokteran itu pasti mahal, biayanya, ya biayanya itu mahal. Biaya yang harus dikeluarkan oleh Program Studi, yang harus dikeluarkan oleh Fakultas, oleh Universitas untuk menyelenggarakan Pendidikan Kedokteran itu, cukup mahal lah, kan harus disiapkan laboratorium,” ungkap dr. Denta pada Twitter Space kumparan (31/8).
ADVERTISEMENT
“Trennya makin ke sini tuh sebuah Fakultas, atau Universitas, atau Institusi itu menyelenggarakan pendidikan dokter, itu pasti akan lebih mahal costnya. Nah, sekarang costnya itu akan ditanggung oleh siapa? Apakah ditanggung oleh mahasiswa sepenuhnya? Atau ditanggung oleh negara misalnya, atau sebagian ditanggung oleh institusinya, bisnis modelnya seperti apa, atau subsidi silang, atau seperti apa. Jadi yang jelas biaya untuk menyelenggarakan Pendidikan Kedokteran itu mahal,” lanjutnya.
Lebih lanjut, dr. Denta menyebutkan biaya pendidikan dokter yang tinggi juga akan memiliki output kualitas seorang dokter. Sementara, jika terlalu murah juga ada risiko menurunnya kualitas dokter.
“Memang kalau dibikin murah banget itu juga ada risikonya. Kalau dibikin murah sekali juga apalagi kalau dibikin murah ada kualitas yang harus diturunkan itu juga jadi beban sendiri karena kualitas pendidikan tidak begitu bagus,” jelas dr. Denta.
ADVERTISEMENT
Uang kuliah di Fakultas Kedokteran tak hanya saat menempuh pendidikan di dalam kelas saja. Ketika sudah lulus, untuk bisa menjadi dokter, calon dokter harus menempuh magang menjadi dokter atau biasa dikenal dengan istilah Ko-As.
Biaya ratusan juta rupiah yang keluar saat menempuh pendidikan belum tentu bisa kembali atau menjamin calon dokter hidup kaya raya nantinya.
“Luruskan dulu niatnya, mau jadi dokter itu kenapa? Karena kalau untuk jadi dokter kaya raya sih, kaya raya banget ya sulit sebenernya apalagi di masa sekarang kaya gini. Kebanyakan dokter, sih medioker aja, ya cukup, kekurangan banget enggak, kaya raya banget juga enggak,” pungkasnya.