Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Biden Maki Putin 'Bajingan Gila', Kremlin: Itu Adalah Aib bagi AS Sendiri
22 Februari 2024 18:26 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menanggapi komentar Biden, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Kamis (22/2) memandang pengunaan bahasa kasar seperti itu adalah upaya merendahkan AS sendiri sebagai negara. Ia juga balik mengejek Biden yang dianggap telah berusaha menjadi 'koboi Hollywood' — tapi gagal.
Dikutip dari Reuters, dalam acara penggalangan dana untuk kampanye pemilihannya kembali di pemilu AS 2024, di hadapan para donaturnya Biden berbicara soal tantangan global yang saat ini sedang dihadapi.
Biden merujuk pada ancaman nuklir—yang menurut dia berasal dari Putin. "Kita punya 'bajingan gila' seperti Putin dan yang lainnya, dan kita selalu harus mengkhawatirkan adanya konflik nuklir—padahal ancaman serius bagi umat manusia adalah iklim," ucap Biden.
Ketika ditanya apa respons Kremlin atas komentar Biden, Peskov dengan santai mengatakan bahwa Putin tidak mungkin tersinggung dan justru itu hanya tindakan yang memperlihatkan aib Washington.
"Penggunaan bahasa seperti itu terhadap kepala negara lain oleh Presiden Amerika Serikat tidak mungkin menyinggung presiden kami, Presiden Putin," kata Peskov.
ADVERTISEMENT
"Namun, itu merendahkan mereka yang menggunakan kosakata seperti itu," tambahnya.
Komentar Biden, sambung Peskov, mungkin semacam upaya supaya terlihat seperti 'koboi Hollywood'. "Namun, sejujurnya, saya rasa itu tidak mungkin," jelasnya.
"Apakah Putin pernah menggunakan satu kata kasar untuk menyapa Anda? Ini tidak pernah terjadi. Oleh karena itu, saya pikir kosakata semacam itu merendahkan Amerika sendiri," ujar Peskov.
Peskov kemudian menambahkan dalam komentarnya bahwa Biden telah secara tidak langsung membuka aib AS. "Ini adalah aib bagi negara itu sendiri, maksud saya Amerika Serikat," pungkasnya.
Sejak beberapa tahun terakhir, hubungan diplomatik antara AS dan Rusia seolah berada dalam 'jurang'. Hal itu dipicu sejak terjadinya operasi militer khusus Moskow di Ukraina, kematian oposisi Kremlin yang pro-Barat Alexei Navalny, dan tudingan AS bahwa Rusia telah menempatkan senjata nuklir di luar angkasa.
ADVERTISEMENT
Hubungan bersitegang seperti sekarang ini, menurut para diplomat dari kedua negara, adalah yang terburuk sejak era Perang Dingin.
"Kami tidak ingat kapan hubungan antara dua kekuatan nuklir terbesar di dunia ini menjadi lebih buruk, termasuk saat Krisis Rudal Kuba tahun 1962," ungkap mereka.