Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
BNPB: Para Perempuan Pengungsi Banjir Jateng Butuh Pembalut hingga Pakaian Dalam
18 Maret 2024 15:44 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Ribuan warga di sejumlah daerah di Jawa Tengah terdampak banjir imbas cuaca ekstrem belakangan ini. BNPB meminta pemerintah daerah menambahkan bantuan pakaian dalam dan pembalut untuk perempuan korban banjir.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut dikatakan oleh Kepala BNPB Letjen Suharyanto dalam rapat Koordinasi Kesiapan dan Penanganan Bencana di wilayah Jateng di Kantor Gubernur Jateng. Ia menyebut kebutuhan pakaian dalam dan pembalut sangat diperlukan.
"Baju luar oke dipakai berhari-hari, tapi kalau pakaian dalam, enggak nyaman itu, bisa menyebabkan penyakit, itu kalau ada puluhan ribu yang terdampak, mengungsi, maka pampers, pembalut, pakaian dalam, silakan diajukan anggarannya," ujar Suharyanto saat rapat, Senin (18/3).
Ia menjelaskan, ribuan warga terdampak banjir itu berada di Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, Kendal, Kota Semarang, Grobogan, Demak,Kudus, Jepara, Pati, Blora. Di sembilan daerah itu sudah ditetapkan status tanggap darurat.
"Sudah (disiapkan), makanya tadi bantuan yang diberikan dari pusat, ada 23 item, ada beberapa yang mengungsi, ini kan ada kelompok wanita, ini yang akan kita tambahkan dengan pembalut wanita dan pakaian wanita," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Ia juga meminta, pemerintah daerah juga perlu membedakan alokasi bantuan bagi korban yang mengungsi dan yang bertahan di rumahnya karena kebutuhannya berbeda.
"Tapi ada juga yang sudah kembali ke rumah masing-masing, makanya bantuannya tidak bisa sama," imbuh dia.
Sementara itu, Pj Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana menyebut ada ribuan warga Demak yang masih bertahan di tempat pengungsian. Sementara kondisi banjir di Kota Semarang sudah mulai surut.
"Yang di Demak sekitar 5.000 pengungsi, ini naik terus 60 cm. Kewaspadaan juga kami tingkatkan kemudian kami pun sudah menyiapkan evakuasi, posko kesehatan kita standby-kan terus, sampai tanggal 20 Maret seperti yang disampaikan Ketua BMKG tadi," kata Nana.