Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Bonnie soal Pameran Lukisan Yos Suprapto: Gak Dibukain Pintunya Itu Intervensi
20 Desember 2024 21:40 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Pembatalan pameran tunggal pelukis Yos Suprapto menuai polemik di masyarakat. Bahkan munculnya dugaan intervensi dari pemegang otoritas.
ADVERTISEMENT
Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP, Bonnie Triyana, mengatakan dengan tidak dibukanya pintu gedung pameran tersebut sudah membuktikan adanya intervensi. Bahkan Yos juga tidak diizinkan untuk melihat langsung karyanya.
“Kalau (pintu) Galeri Nasional Indonesia nggak dibukain, yang nggak dibuka pintunya itu udah intervensi. Ini kan kegiatan seniman kan,” ucap Bonnie kepada wartawan, di Galeri Nasional Indonesia (Gelnas), Jakarta Pusat, Jumat (20/12).
Menurut Bonnie, pameran ini seharusnya dibuka kepada publik karena dapat menciptakan diskusi besar mengenai seni.
“Menurut saya perhelatan publik ini harus dibuka, publik harus lihat bahwa ada kontroversi saya pikir itu bagus untuk menciptakan satu diskusi mengenai seni,” kata Bonnie.
Apabila di dalamnya ada pesan ataupun kritik sosial politik, Bonnie melanjutkan, biarkan publik menilainya sendiri.
ADVERTISEMENT
“Kalau memang di situ ada pesan-pesan atau pun ada kritik sosial politik ya itu bagian yang inherent dengan seni itu sendiri dan ini bukan kejadian unik,” ucapnya.
“Jadi saya pikir mestinya Galeri Nasional Indonesia membukanya untuk publik. (Biarkan) publik kemudian, bisa menilainya,” sambungnya.
Pelukis Yos Suprapto seharusnya membuka pameran lukisan tunggal bertajuk “Kebangkitan: Tanah Untuk Kedaulatan Pangan” di Galeri Nasional, Jakarta, pada Kamis, (19/12) malam.
Namun secara tiba-tiba pihak Galeri Nasional mengunci pintu lokasi pameran. Para pengunjung yang hadir di pembukaan dilarang melihat pameran yang telah dipersiapkan sejak setahun terakhir itu.
Yos mengatakan, sebelum pameran dibuka, kurator yang ditunjuk Galeri Nasional, Suwarno Wisetrotomo, meminta lima, di antara 30 lukisan, diturunkan. Namun dia menolak.
ADVERTISEMENT
Lima lukisan itu berkaitan dengan sosok yang pernah sangat populer di masyarakat Indonesia. Banyak kalangan menyebut lukisan itu mirip wajah Jokowi.
Yos mengingatkan publik hati-hati dalam menafsirkan karyanya. Termasuk dalam melihat lukisan dari segala perspektif.
“Makanya hati-hati. Jangan melihat segala sesuatu itu hanya dari satu perspektif. Lihatlah bola, belajar melihat bola secara utuh. Itu penting,” kata Yos di Galeri Nasional Indonesia, Jumat (20/12).