Brigjen Mukti Cerita Sulitnya Berantas Narkoba di Kampung Boncos-Kampung Ambon

22 Juli 2024 22:20 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Karo Penmas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan bersama Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Pol Mukti Juharsa memberikan keterangan pers Pengungkapan Tindak Pidana Pencucian Uang di Bareskrim Polri, Jakarta, Kamis (24/8/2023).  Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Karo Penmas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan bersama Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Pol Mukti Juharsa memberikan keterangan pers Pengungkapan Tindak Pidana Pencucian Uang di Bareskrim Polri, Jakarta, Kamis (24/8/2023). Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
ADVERTISEMENT
Peredaran narkoba di Kampung Boncos, Jakarta Barat, Kampung Ambon, Jakarta Timur, dan Kampung Bahari, Jakarta Utara, masih terus terkenal hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Sulitnya pemberantasan narkoba di kawasan itu juga diakui Dirtipidnarkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa. Dia mengatakan sejak menjabat sebagai Dirresnarkoba Polda Metro Jaya permasalahan narkoba di 3 kampung itu masih belum terselesaikan.
"Dari zaman saya direktur itu Kampung Boncos, Kampung Bahari, Kampung Ambon itu saya razia, betul apa tidak? Tapi memang susah," kata Mukti Juharsa, di Mabes Polri pada Senin (22/7).
Selain itu, Mukti menambahkan di kampung itu sudah berdiri pos yang ditempati personel kepolisian dan TNI. Namun, peredaran narkoba di kampung itu masih tetap sulit diantisipasi.
Menurutnya, jumlah konsumen narkoba di kampung itu masih begitu tinggi. Selain itu, luasnya wilayah kampung itu juga menjadi faktor lain yang mengakibatkan peredaran narkoba sulit diantisipasi.
ADVERTISEMENT
"Kamu tau Kampung Bahari? Dari ujung ke ujung itu semuanya yang jualan. Pos polisi tengah-tengah. Dihantam yang sini, yang itu ada. Begitu aja," ucap dia.
Sebagai tindak lanjut, untuk memberi efek jera, polisi berkomitmen untuk memiskinkan para bandar narkoba yang tertangkap. Sementara itu, para pengguna narkoba bakal direhabilitasi.
"Untuk yang bandar, tadi, kita miskinkan," kata dia.
Sebelumnya, polisi menggerebek Kampung Boncos, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat, pada Rabu (17/7) terkait peredaran narkotika. Dalam penggerebekan tersebut, polisi turut mengamankan beberapa paket sabu dan puluhan warga di kampung tersebut dinyatakan positif mengkonsumsi narkotika.
Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Syahduddi, menjelaskan pengungkapan itu bermula dari informasi masyarakat mengenai adanya peredaran sabu. Polisi kemudian menangkap dua orang berinisial IS dan HS di parkiran hotel di wilayah Palmerah, Jakarta Barat.
ADVERTISEMENT
Dari IS dan HS, polisi mengamankan barang bukti sabu dengan berat 10 kilogram. Adapun dari 10 kilogram sabu tersebut, 2 kilogram rencananya bakal diedarkan oleh pelaku di Kampung Boncos. Sementara itu, sisanya bakal disimpan oleh pelaku untuk diedarkan secara bertahap dalam waktu 1 bulan.
"2 kilogram sabu rencananya akan diedarkan di wilayah Kampung Boncos, Palmerah, Jakarta Barat," kata dia kepada wartawan.
Berbekal keterangan yang diperoleh dari IS dan HS, polisi kemudian melakukan penggerebekan ke Kampung Boncos. Di sana, polisi menangkap 46 warga. Hasilnya, 42 dari 46 warga yang ditangkap positif mengkonsumsi narkoba jenis sabu. Selain menangkap warga, polisi juga turut mengamankan sejumlah barang bukti.