BRIN Bicara Efektivitas Burung Hantu untuk Petani Basmi Hama Tikus

8 April 2025 17:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seekor burung hantu bergaris (pseudoscops clamator) difoto setelah pemeriksaan tomografi di klinik dokter hewan CES di Envigado, Kolombia, pada 21 Januari 2022. Foto: Joaquin Sarmiento/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Seekor burung hantu bergaris (pseudoscops clamator) difoto setelah pemeriksaan tomografi di klinik dokter hewan CES di Envigado, Kolombia, pada 21 Januari 2022. Foto: Joaquin Sarmiento/AFP
ADVERTISEMENT
Presiden Prabowo Subianto berjanji akan membelikan 1.000 burung hantu kepada petani di Majalengka, Jawa Barat, untuk mengusir hama tikus. Rencana ini dikomentari oleh Peneliti Ahli Madya Kelompok Riset Teknologi Budidaya Padi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Yudhistira Nugraha.
ADVERTISEMENT
Yudhistira menyebut burung hantu memang predator alami tikus. Tapi jika jumlah tikusnya banyak, penggunaan burung hantu untuk membasmi tikus bisa jadi tidak efektif.
“Burung hantu memangsa hewan kecil terutama tikus. Sebagai predator alami mereka mampu mengendalikan populasi tikus pada kondisi populasi alami. Namun jika populasi tikus terjadi ledakan (outbreak), pengendalian menggunakan predator alami tidak akan efektif,” ujar Yudhistira kepada kumparan pada Selasa (8/4).
Menurutnya, bila populasi tikus membludak, perlu sebuah rekayasa pengendalian secara komprehensif dan menyeluruh. “Seperti pengendalian mekanik dengan gropyokan dan pengemposan sarang tikus, pengendalian preventif dengan penggunaan trap barrier system,” tambahnya.
“Jika populasi tikus sudah menurun maka dalam jangka panjang keseimbangan ekosistem dapat terjaga dengan adanya predator alami seperti burung hantu, sehingga metode ini untuk keberlanjutan jangka panjang, tidak merusak ekosistem dan murah,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi petani di sawah. Foto: Pixabay
Selain itu bila jumlah burung hantu terlalu banyak juga dapat berpotensi mengganggu keseimbangan ekosistem.
“Jika populasi burung hantu terlalu banyak dan makanan utama mereka (tikus) menipis, mereka bisa beralih memangsa hewan kecil lainnya seperti burung kecil, kelelawar, atau bahkan ternak kecil (misalnya anak ayam),” ucap dia.
“Sehingga berpotensi mengganggu keseimbangan ekosistem. Populasi Burung Hantu yang tidak terkontrol akan memengaruhi spesies lokal,” sambungnya.
Presiden Prabowo sendiri mengutarakan janjinya itu saat panen raya pada Senin (7/8) kemarin. Saat itu, para petani curhat masalah utama mereka adalah kemunculan hama tikus.
Mendengar itu, Prabowo berjanji akan membelikan mereka 1.000 burung hantu. Kata petani, harga satu burung hantu Rp 150 ribu, sehingga dibutuhkan anggaran Rp 150 juta untuk mewujudkannya.
ADVERTISEMENT