Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
BRIN soal 1.000 Burung Hantu Buat Petani: Kalau Kebanyakan Bisa Ganggu Ekosistem
8 April 2025 15:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Peneliti Ahli Madya Kelompok Riset Teknologi Budidaya Padi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Yudhistira Nugraha, menyebut banyaknya burung hantu di lahan petani berpotensi mengganggu ekosistem.
ADVERTISEMENT
Hal ini merespons rencana Presiden Prabowo Subianto yang ingin memberikan 1.000 burung hantu kepada petani di Majalengka, Jawa Barat, demi mengendalikan hama tikus.
“Jika populasi burung hantu terlalu banyak dan makanan utama mereka (tikus) menipis, mereka bisa beralih memangsa hewan kecil lainnya seperti burung kecil, kelelawar, atau bahkan ternak kecil (misalnya anak ayam), sehingga berpotensi mengganggu keseimbangan ekosistem,” ujar Yudhistira kepada kumparan pada Selasa (8/4).
“Populasi Burung Hantu yang tidak terkontrol akan memengaruhi spesies lokal,” tambahnya.
Menurut Yudhistira, pemilihan burung hantu untuk mengontrol hama sudah tepat. Namun, tidak akan efektif bila jumlah hama tikus terlalu banyak.
“Burung hantu memangsa hewan kecil terutama tikus. Sebagai predator alami mereka mampu mengendalikan populasi tikus pada kondisi populasi alami. Namun jika populasi tikus terjadi ledakan (outbreak), pengendalian menggunakan predator alami tidak akan efektif,” ucap dia.
ADVERTISEMENT
“Untuk itu, perlu rekayasa pengendalian secara komprehensif dan menyeluruh seperti pengendalian mekanik dengan gropyokan dan pengemposan sarang tikus, pengendalian preventif dengan penggunaan trap barrier system,” tambahnya.
Yudhistira menjelaskan, burung hantu merupakan pengontrol hama alami, sehingga akan efektif usai jumlah hama tikus sudah normal.
“Jika populasi tikus sudah menurun maka dalam jangka panjang keseimbangan ekosistem dapat terjaga dengan adanya predator alami seperti burung hantu, sehingga metode ini untuk keberlanjutan jangka panjang, tidak merusak ekosistem dan murah,” pungkasnya.
Sebelumnya, Prabowo berjanji membelikan para petani 1.000 burung hantu usai panen raya pada Senin (7/4) kemarin. Para petani curhat, salah satu masalah utama mereka adalah hama tikus.
“Ini saya dapat laporan hama tikus yang sangat pelik masalahnya dan yang paling bagus katanya sekarang burung hantu. Waduh ini harga burung hantu naik dong sekarang, kira-kira gitu," kata Prabowo dalam sesi dialog dengan petani.
ADVERTISEMENT
Kata petani, kira-kira harga burung hantu Rp 150 ribu per ekor. Prabowo pun berjanji hari ini juga membelikannya untuk petani.
"Sekarang Rp 150 ribu? Lebih mahal dari itu? Nanti saya bantu di sini, saya bantu untuk berapa burung hantu yang saudara perlu? Perlu tambahan berapa burung hantu? 1.000 ekor? 1.000 ekor kali Rp 150 ribu, berarti Rp 150 juta. Baik saya bantu, hari ini juga," urainya.
Prabowo menambahkan, petani yang kesulitan karena hama tikus diminta lapor. Sebab, pemerintah pasti akan membantu.
"Ada pimpinan Gapoktan di sini ya? Nanti saya datang lagi ada 1.000 burung hantu yang terbang-terbang, sudah beranak ya. Wah tapi nanti kabupaten lain minta burung hantu juga," kelakar dia.
ADVERTISEMENT
"Yang punya hama tikus berbahaya laporkan. Kesulitan saudara kesulitan kita semua. Kita cari jalan keluar bersama," tutup Prabowo.