Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berharap pelayanan bagi jemaah haji di Arafah Muzdalifah dan Mina (Armuzna) tahun depan bisa ditingkatkan. Secara khusus Lukman berharap adanya hotel bagi jemaah di dekat lokasi lontar jumrah di Mina atau Jamarat.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan Lukman saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Evaluasi Haji 1440 H di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (8/10). Menurut Lukman, masalah pada haji terbesar terdapat di Armuzna, termasuk berbagai tragedi kemanusiaan beberapa tahun silam, di antaranya tragedi Mina 2015 yang menewaskan ribuan jemaah.
Selain itu, ketika mabit di Mina, jutaan jemaah haji dari seluruh dunia berkumpul di tempat yang terbatas. Akibatnya, jemaah terpaksa berhimpitan di dalam tenda selama melaksanakan mabit. Jarak tenda dengan lokasi lempar jumrah atau jamarat berkilo-kilometer jauhnya.
"Problem utama haji itu adalah Arafah dan Mina, khususnya Mina, karena keterbatasan tenda, keterbatasan toilet, ini betul-betul berdampak secara langsung dengan tingkat kesehatan haji kita, itu mengganggu ritual ibadah haji di saat stamina jemaah berada di titik terendah, karena sudah terforsir ketika ada di Makkah," kata Lukman.
ADVERTISEMENT
Lukman menyadari pemerintah Indonesia tidak memiliki wewenang di Mina karena pengaturan tenda dan lokasinya adalah otoritas Arab Saudi. Namun dia mengusulkan kepada para pejabat Kemenag pada Rakernas agar membahas kemungkinan adanya hotel bagi jemaah dekat Jamarat, sehingga mengurangi beban tenda.
"Saya titip ke PHU (Penyelenggaraan Haji dan Umrah) untuk menempatkan kloter khusus di hotel dekat jamarat, sehingga tenda terbatas di Mina bisa berkurang kapasitasnya," ujar Lukman.
Rakernas akan berlangsung selama tiga hari di Jakarta, diikuti pejabat Kementerian Agama dari berbagai daerah. Direktur Jenderal PHU Nizar Ali mengatakan akan dibentuk grup diskusi dalam rakernas itu yang membahas evaluasi pelaksanaan haji tahun ini, mulai dari transportasi, akomodasi, konsumsi, hingga masalah pembinaan haji. Nantinya hasil diskusi evaluasi akan menjadi masukan untuk penyelenggaraan haji tahun depan.
ADVERTISEMENT
Selain soal Armuzna, Menag juga berharap sistem fast track yang mempercepat proses imigrasi di bandara Saudi akan diperluas penggunanya hingga ke seluruh embarkasi. "Kalau tidak bisa 13 embarkasi, setidaknya ada penambahan embarkasi yang besar, yaitu Surabaya dan Solo," kata Menag.
Untuk haji tahun depan, Menag juga berharap bimbingan haji ditingkatkan kepada jemaah. Menag ingin agar kualitas manasik haji tahun depan meningkat, salah satunya dengan menambah materi manasik.
"Kita tidak hanya ingin jemaah haji puas secara fisik, tapi ada penambahan ilmu pengetahuan, kemabruran mereka harus mewujud pada hal yang lebih substantif, yaitu pengetahuan tentang haji, tidak hanya sekadar kaifiyah-nya saja, tapi tahu filosofi haji itu apa," kata Menag Lukman.