Bule Amerika Pembuat Kapal dari Semen di Mata Warga Cilincing

11 Agustus 2017 18:32 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nelson Lee dan "open source yacht" miliknya. (Foto: Johanes Hutabarat/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Nelson Lee dan "open source yacht" miliknya. (Foto: Johanes Hutabarat/kumparan)
ADVERTISEMENT
Lee Nelson, yang akrab disapa Lee, warga Amerika Serikat membangun kapal dari semen di Cilincing, Jakarta Utara. Entah apa maksudnya membangun kapal dari semen, dia hanya berucap ingin berlayar ke Selandia Baru.
ADVERTISEMENT
Sudah tiga bulan ini, Lee tinggal di tenda. Sambil membangun kapal dari semen, sehari-hari dia beraktivitas di sekitar kapal, mulai dari makan, minum, atau juga melepas hajat besar.
Lee terkadang marah kalau ada orang yang memperhatikan dia membuat kapal. Sudah tiga bulan ini dia eksis di kawasan Cilincing.
Bagi warga sekitar, kehadiran Lee antara ada dan tiada. Tetapi, mereka kerap memberian bantuan makanan untuk Lee. Bule Amrik ini sendiri, sebenarnya, tidak banyak bersosialisasi dengan warga di sekitarnya.
Sisa uang milik Nelson Lee (Foto: Johanes Hutabarat/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sisa uang milik Nelson Lee (Foto: Johanes Hutabarat/kumparan)
Supendi (43) warga sekitar Kali Rawa Malang mengaku terkadang, Lee bersikap kasar kepada warga.
"Setelah (kapal) terbengkalai, dia agak kasar," kata Supendi kepada kumparan (kumparan.com), di Bantaran Kali Rawa Malang, Jumat (11/8).
ADVERTISEMENT
Diketahui, Lee sedang membuat kapal yang disebutnya "Open Source Yacht" atau kapal yang dibuat menggunakan barang-barang yang ditemukan bebas.
Supendi pun mengaku Lee tidak banyak bicara dengan warga sekitar. "Dia diam saja," kata Supendi.
Selain itu, Supendi mengaku, pernah melihat seorang perempuan yang pernah beberapa kali menemui Lee.
"Enggak tahu siapa perempuan itu," kata Supendi.
Nelson Lee di tempat tinggalnya. (Foto: Johanes Hutabarat/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Nelson Lee di tempat tinggalnya. (Foto: Johanes Hutabarat/kumparan)
Supendi mengaku hanya perempuan tersebut yang bisa berkomunikasi dengan lancar dengan Lee.
"Dia (perempuan) bisa Bahasa Inggris," kata Supendi. Lee sendiri berbicara dengan bahasa Inggris saat kumparan berbincang.
Namun, kini Supendi mengaku sudah tidak pernah melihat lagi perempuan tersebut.
Alhasil, Lee menjalani hidup sendiri tanpa kehadiran orang lain. "Aku mengisolasi diriku sendiri," kata Lee saat berbincang dengan kumparan.
ADVERTISEMENT
Lee merasa tidak percaya dengan warga sekitarnya. "Aku rasa di antara mereka ada yang dipercaya untuk mengawasi ku," kata Lee tanpa menjelaskan siapa yang mengawasinya.