Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.0
ADVERTISEMENT
Pemecatan Menhan Yoav Gallant oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Minggu (26/3) membuat Israel membara. Unjuk rasa besar terjadi di negara tersebut.
ADVERTISEMENT
Sebanyak puluhan ribu pengunjuk rasa turun ke jalan di seluruh penjuru Israel. Massa nampak membawa bendera Israel.
Massa dalam jumlah besar juga menggelar aksi di depan rumah PM Netanyahu di Yerusalem.
Demi membubarkan massa di depan rumah Netanyahu, polisi sampai menggunakan meriam air. Sedangkan massa di Tel Aviv massa membuat api unggun di beberapa titik jalan raya utama.
Pemecatan berujung demo merupakan imbas dari krisis politik Israel, usai koalisi nasionalis-religius pimpinan Netanyahu berkuasa. Koalisi itu terpecah akibat rencana perombakan sistem peradilan.
Sementara itu, ketika mengumumkan pemecatan Menhan Netanyahu tidak langsung menunjuk siapa penggantinya tanpa alasan jelas.
"PM Benjamin Netanyahu memutuskan pada malam ini memberhentikan Menhan Yoav Gallant," ujar pernyataan resmi kantor PM Israel seperti dikutip dari Reuters.
ADVERTISEMENT
Gallant tidak langsung menanggapi pemecatannya. Ia hanya memberikan penyataan singkat lewat unggahan twitternya.
"Keamanan negara Israel akan tetap dan selalu menjadi misi hidup saya," kata Gallant.
Pemecatan Gallant dilakukan usai dirinya mengkritik rencana reformasi peradilan Israel yang digagas pemerintahan Netanyahu.
Eks Laksamana Angkatan Laut Israel itu memperingatkan bahwa rencana perombakan itu sebagai ancaman bagi keamanan negara Israel. Oleh sebab itu, Gallant meminta upaya perombakan sistem peradilan segera dihentikan.
Meski mendapat tekanan, Netanyahu menegaskan akan terus melanjutkan reformasi peradilan. Dia mengatakan, tujuan utama perombakan adalah agar terjadi keseimbangan antara pemerintahan dan sistem peradilan.
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 6 November 2024, 13:21 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini