Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Buntut Kemenangan Azerbaijan, 28 Ribu Etnis Armenia Kabur dari Nagorno-Karabakh
27 September 2023 14:28 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Puluhan ribu etnis Armenia kabur dari Nagorno-Karabakh. Tindakan itu diambil usai kekalahan pemberontak etnis Armenia dari operasi militer Azerbaijan.
ADVERTISEMENT
Per Rabu (27/9) 28 ribu dari 120 ribu etnis Armenia di Karabakh sudah sampai Armenia.
Ini merupakan pergerakan terbesar warga di wilayah Selatan Kaukasus setelah jatuhnya Uni Soviet. Armenia dan Azerbaijan dulunya merupakan bagian negara komunis itu.
Laporan kantor berita Reuters, jalanan di pegunungan Karabakh nampak antrean kendaraan berisi etnis Armenia. Mayoritas warga bahkan tidur di sisi jalan menunggu giliran masuk Armenia.
"Saya meninggalkan semua. Saya tidak tahu apa yang tersisa. Saya tak punya tidak apa-apa lagi. Saya tidak mau apa-apa," kata pensiunan guru di Karabakh, Vera Petrosyan yang memilih kabur seperti dikutip dari Reuters.
"Saya tidak mau orang melihat apa yang saya lihat," sambung dia.
Dia mengatakan, yang terjadi di daerahnya semenjak operasi militer Azerbaijan adalah kelaparan, kerusuhan, sampai penderitaan lain.
ADVERTISEMENT
Armenia dan Azerbaijan sudah hampir tiga dekade memperebutkan Nagorno-Karabakh. Wilayah itu secara internasional diakui sebagai bagian Azerbaijan, tapi mayoritasnya penduduknya adalah etnis Armenia.
Setelah operasi militer, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev menegaskan warga Armenia di Nagorno-Karabakh haknya akan dipatuhi.
Akan tetapi, Aliyev menegaskan sama sekali tidak akan merestui kemerdekaan Nagorno-Karabakh. Bahkan Aliyev berjanji akan membuat Nagorno-Karabakh layaknya surga.
Meski demikian, kepada kantor berita Reuters mayoritas etnis Armenia menolak tinggal di bawah rezim Azerbaijan. Mereka khawatir pembersihan etnis.
Tudingan itu berulang kali dibantah oleh Pemerintah Azerbaijan.