Busyro Muqoddas: Pengangkutan Batu Bara di Indonesia Penuh Suap

26 Agustus 2024 19:06 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Bidang Hukum, HAM, dan Hikmah Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Busyro Muqoddas, saat ditemui di Fisipol UGM, Senin (26/8/2024). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Bidang Hukum, HAM, dan Hikmah Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Busyro Muqoddas, saat ditemui di Fisipol UGM, Senin (26/8/2024). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Bidang Hukum, HAM, dan Hikmah Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Busyro Muqoddas, mengungkap pengangkutan batu bara di Indonesia penuh suap.
ADVERTISEMENT
"Proses-proses pengangkutannya dari kapal tongkang satu ke tongkang yang lain dan sebagainya itu sudah dulu ditemukan banyak suap," kata Busyro ditemui di Fisipol UGM, Senin (26/8).
Karena saking banyaknya, kemudian muncul istilah seribu pelabuhan tikus.
"Istilahnya dulu itu pelabuhan tikus, ada seribu pelabuhan tikus, di mana di pelabuhan tikus itu proses-proses pengangkutan batu bara itu tidak fair. Tidak fair itu artinya penuh dengan suap," katanya.
Muhammadiyah sebelumnya telah menerima tawaran untuk mengelola tambang dari pemerintah. Suap seperti ini lah yang ditakutkan Busyro.
Lanjutnya jika dalam prosesnya masih ditemukan suap dalam proses tambang, Muhammadiyah akan mengembalikan Izin Usaha Pertambangan atau IUP.
"Muhammadiyah tidak mungkin main suap. Jadi kalau itu nanti misalnya ditemukan indikasi itu akan mengembalikan (IUP) Muhammadiyah," katanya.
ADVERTISEMENT
Lanjutnya, tanpa mengelola tambang pun, Muhammadiyah tak akan miskin.
"Dengan dikembalikan itu Muhammadiyah insyaallah bisa tetap membiayai gerakan-gerakannya seperti selama ini tidak akan kekurangan apalagi miskin lah," katanya.