Cak Imin: Wisata Halal Tak Hilangkan Keunikan Khas Daerah yang Sudah Ada

14 Januari 2024 23:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cak Imin di Probolinggo. Foto: Mili.id
zoom-in-whitePerbesar
Cak Imin di Probolinggo. Foto: Mili.id
ADVERTISEMENT
Cawapres 01 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin punya mimpi besar mengembangkan wisata halal Indonesia ke kancah internasional. Tapi, warga tak perlu khawatir, Cak Imin menjamin wisata halal tidak akan menghilangkan keunikan lokal dari daerah tertentu yang sudah eksis sejak lama.
ADVERTISEMENT
"Saya sampaikan bahwa wisata halal itu tidak meniadakan yang sudah ada. Wisata halal itu memberikan akses kepada wisatawan-wisatawan mancanegara dari negara-negara muslim untuk mendapatkan akses pelayanan halal sehingga tidak ragu-ragu di dalam menikmati destinasi-destinasi di Indonesia," kata Cak Imin di Jakarta, Minggu (14/1).
"Jadi ini bukan wisata syariah, bukan. Ini wisata halal yang tentu menghormati betul lokalitas, keunikan," tegas dia.
Contoh nyata, yakni Bali. Wisata di Bali sudah tumbuh dan berkembang dengan segala keunikan dan kekhasan Bali. Hadirnya wisata halal di Bali memberi alternatif pilihan dan kemudahan bagi wisatawan yang ini berkunjung.
"Bali itu semua ingin menikmati, tapi berikan akses. Akses di mana pilihan-pilihan akses untuk menikmati kuliner halal, fashion muslim, kemudian menikmati fasilitas tempat ibadah yang gampang," jelas dia.
ADVERTISEMENT
"Jadi jangan salah persepsi seolah-olah mau diseragamkan. Jadi yang paling pokok adalah akses yang memungkinkan para wisatawan muslim dari berbagai negara untuk mendapatkan pelayanan," tambah dia.
Cawapres nomor urut 01 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin usai menghadiri dialog dengan para pengusaha yang tergabung dalam Ikatan Saudagar Muslim se-Indonesia (ISMI) Jawa Timur di Hotel Namira, Surabaya, Rabu (10/1/2024). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
Ketum PKB itu lalu memberi contoh lain, yakni London, Inggris. Di sana, kata Cak Imin, restoran halal mudah dilihat, mencari tempat salat di mal mudah. Kemudahan akses itulah yang akan dikembangkan dari tema besar wisata halal.
"Aksesibilitas itu tidak menafikan misalnya selera-selera yang berbeda-beda, tetap harus wisata Indonesia adalah menghargai pluralitas, menghargai keberbagaian selera, apalagi kekhasan wilayah-wilayah wisata seperti Bali, malah harus kita kembangkan," tutur dia.
"Nah soal lain, ada yang hubungkan dengan pengiriman anjing. Ya misalnya saja di kawasan yang membutuhkan aksesibilitas jangan dipaksakan. Ya lokalitas masing-masing harus dihargai," sambung dia.
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua DPR itu juga menegaskan dengan hadirnya wisata halal bukan berarti lalu ada pula terminologi wisata haram. Cak Imin menegaskan, wisata halal merupakan soal kemudahan akses bagi wisatawan yang ingin memilih segala sesuatu yang halal.
"Jadi wisata halal bukan berarti ada wisata haram. Tidak, tidak, tidak. Jadi aksesibilitas. Di Jakarta misalnya orang, 'oh itu lho tempat sertifikasinya ada'. Rambunya ada," kata Imin.
"Ya Bali harus tetap dikembangkan sesuai ke-Bali-annya. Begitu juga Toraja dengan ke-Toraja-annya. Jangan diganggu dengan wisata halal, tetapi tidak ada dikotomi halal-haram di situ," ucap dia.