Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Canda Sandi saat Ditanya Mengapa Tak Jadi Capres: Nanti Dipecat Lagi
19 Januari 2019 15:26 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:49 WIB
ADVERTISEMENT
Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno dalam acara Indonesia Millenial Summit mendapat pertanyaan dari seorang anak muda mengapa ia tidak menjadi capres. Seorang milenial bernama Fauziyah mengatakan, banyak orang yang lebih mengagumi Sandi dibandingkan capresnya Prabowo Subianto.
ADVERTISEMENT
"Banyak yang mengatakan bahwa, kenapa enggak Pak Sandi aja yang jadi capres? Kenapa harus jadi cawapres. Teman-teman saya banyak yang lebih mengagumi Pak Sandi daripada capresnya," tanya Fauziyah dalam forum Indonesia Millennial Summit di Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Sabtu (19/1).
Mendengar pertanyaan dari Fauziyah, Sandi hanya tertawa. Sandi enggan menjawab pertanyaan Fauziyah dan berkelakar takut dipecat oleh Prabowo sebagai calon wakil presiden.
"Kalau (pertanyaan) yang kedua (kenapa tidak jadi presiden), lebih baik saya tidak komentar ya, nanti dipecat lagi. Sudah dipecat dari Gerindra, (nanti) dipecat dari calon wakil presiden. Saya nganggur benar nih," jawab Sandi.
Dalam kesempatan itu, Sandi bercerita soal pengalamannya saat debat pilpres pada Kamis (17/1) lalu. Ia menjelaskan bagaimana memanfaatkan durasi waktu debat untuk menyampaikan gagasan. Sandi juga menuturkan banyak memanfaatkan sisa waktu berbicara Prabowo saat segmen pertama debat.
ADVERTISEMENT
"Kemarin itu sangat extraordinary karena Pak Prabowo cuma ngasih saya waktu 3 detik bicara, mengenai bagaimana meningkatkan transparansi dan akuntabilitas. Akhirnya saya pilih yang paling penting sekali yaitu aset. Negeri ini asetnya sangat melimpah," ungkap dia.
Di hadapan ratusan milenial, Sandi menyampaikan pentingnya peningkatan transparansi dan akuntabilitas di pemerintahan. Ia menggambarkan pengalamannya saat menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta dan ibu kota berhasil mendapatkan kembali predikat Wajar Tanpa Pengencualian (WTP). Untuk merengkuh predikat tersebut, ia mengakui berhasil membenahi aset-aset milik Pemprov DKI.
"Waktu di DKI asetnya cuma Rp 200 triliun, saya bilang tidak mungkin. Makanya waktu itu kita tidak dapet Wajar Tanpa Pengecualian laporan keuangannya 5 tahun terakhir, mulai dari Pak Jokowi, Pak Ahok, sampai terakhir ini belum dapat juga. Akhirnya saya bilang benahin aset. Alhamdulillah aset (Jakarta) kita tercatat hampir Rp 500 triliun," pungkasnya.
ADVERTISEMENT