Cara Rival Erdogan Menang di Putaran Dua Pilpres Turki: Gaet Suara Anak Muda

16 Mei 2023 19:23 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kandidat Capres Turki Kemal Kilicdaroglu berpose usai melakukan pencoblosan di Ankara, Turki. Foto: ALP EREN KAYA/CHP via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Kandidat Capres Turki Kemal Kilicdaroglu berpose usai melakukan pencoblosan di Ankara, Turki. Foto: ALP EREN KAYA/CHP via REUTERS
ADVERTISEMENT
Rival Presiden petahana Recep Tayyip Erdogan, Kemal Kilicdaroglu, meminta kaum muda memilih dirinya pada putaran kedua pemilu Turki. Kilicdaroglu menginginkan kekuasaan dua dekade Erdogan segera berakhir.
ADVERTISEMENT
Kilicdaroglu pada putaran pertama pemilu pada Minggu (14/5) mendapat 45 persen suara. Sedangkan Erdogan mendulang 49.5 persen suara. Lantaran belum ada yang mencapai suara mayoritas di atas 50 persen maka putaran kedua digelar pada 28 Mei 2023 mendatang.
Jelang putaran kedua, Kilicdaroglu mulai menyusun strategi usai kekalahan mengejutkan pada putaran pertama. Dalam berbagai survei jelang pemilu putaran pertama Kilicdaroglu kerap unggul dari Erdogan.
Presiden Turki Tayyip Erdogan didampingi istrinya Emine Erdogan, menyapa para pendukungnya di markas Partai AK di Ankara, Turki pada Senin (15/5/2023). Foto: Umit Bektas/Reuters
Ia mengincar kelompok muda untuk memenangkannya dalam pertandingan melawan Erdogan. Kelompok muda merupakan lapisan masyarakat yang kecewa atas keterpurukan ekonomi Turki di bawah Erdogan.
"Pesan perubahan muncul dari kotak suara. Mereka yang mau perubahan di negara ini sekarang lebih banyak dari yang tidak menginginkannya," kata Kilicdaroglu seperti dikutip dari Reuters.
ADVERTISEMENT
Pernyataan Kilicdaroglu berdasarkan kegagalan Erdogan mendapat 50 persen suara pada putaran pertama pemilu Turki.
Demi meyakinkan kelompok muda, Kilicdaroglu membawa narasi betapa tingginya biaya hidup di bawah pemerintahan Erdogan. Kilicdaroglu percaya kondisi itu tercipta akibat kebijakan Erdogan memangkas suku bunga yang menyebabkan penurunan tajam nilai mata uang Lira dan meroketnya inflasi.
"Kalian sudah tidak punya lagi uang untuk segalanya. Kesenangan hidup kalian direbut. Padahal masa muda seharusnya bebas dari khawatir," papar Kilicdaroglu
"Kalian tidak akan pernah mendapatkan masa muda mu kembali. Kami punya waktu 12 hari untuk keluar dari terowongan gelap ini," sambung dia.