Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Cara Tim Forensik Mengetahui Urutan Tewasnya Anggota Keluarga di Kalideres
9 Desember 2022 20:29 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Penyelidikan ternyata dimulai pada bulan Desember 2021, di mana saat itu penyidik menemukan penarikan dana yang cukup besar dari rekening keluarga.
Berikut kronologinya;
Desember 2021-Januari 2022
"Kami memiliki data pada waktu itu di bulan Desember ada penarikan dana yang sangat besar. Yang kemudian pada bulan Januari itu lebih besar lagi," ujar Reni dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Jumat (9/12).
Januari-Februari
Di akhir bulan Januari dan awal Februari, tetangga terdekat sudah mencium aroma tak sedap seperti bau bangkai. Mereka bahkan sampai memanggil tukang untuk memeriksa sumber bau tersebut.
"Tapi tidak didapatkan dan akhirnya dibiarkan begitu saja karena diduga ada hewan yang mati di got.
Maret
Di bulan Maret, seorang broker rumah datang dan bertemu dengan seorang ibu tua, dalam hal ini adalah Renny Margaretha, korban kedua.
ADVERTISEMENT
"Pada bulan Maret, itu ada broker rumah yang datang dan ketemu dengan seorang ibu tua, satu-satunya yang ibu tua yang ada di sana adalah Ibu Renny. Dan diduga Ibu Renny itu meninggalnya pada bulan Mei dari data kepolisian," jelas Reni.
"Dari situ kita melihat, berdasarkan dugaan kuat dari bau itu memang ada dan terkonfirmasi juga pada pihak yang merasakan bau itu. Dan memang sejak itu sudah tidak kelihatan lagi Bapak Rudyanto itu. Jadi itu yang pertama berarti sebetulnya Pak Rudyanto," sambung Reni.
Seandainya yang meninggal duluan adalah Renny Margaretha, maka jenazah akan segera dimakamkan, apabila melihat dari corak dan pola kepribadian sang suami, Rudyanto Gunawan.
Mei
Di bulan tersebut, seorang saksi datang ke rumah tersebut untuk urusan jual beli rumah. Ia terkejut karena melihat Renny sudah dalam kondisi meninggal dunia, namun tetap dibaringkan dan dirawat seolah-olah ia masih hidup.
ADVERTISEMENT
"Kemudian saat ada seseorang berinisial J mau minta tanda tangan pada bulan Mei. Di situ baru kelihatan di situ kalau ibunya sudah tidak ada," ucap Reni.
Kenapa Renny juga tidak dimakamkan?
"Karena ada patologis duka cita yang dirasakan oleh Bu Dian (korban ketiga, Dian Fabbyana). Sehingga membangun semacam delusi seolah ibunya masih hidup. Meskipun sebetulnya secara rasional dia tahu kalau ibunya sudah tidak ada," ungkapnya.
Oktober
Korban ketiga yang meninggal dunia adalah Budyanto Gunawan. Hal ini diketahui dari kebiasaan dan perilaku etnis Tionghoa dari kalendernya.
"Dan ada barang bukti berupa kalender di kamar belakang itu tertera pada awal Oktober. Tanggal 4 atau 5 Oktober. Dan kemudian di kamar depan 22 Oktober, berarti ada yang meninggal tanggal 4 atau 5 itu tadi dan tanggal 22," ungkap Reni.
ADVERTISEMENT
Apabila dilihat dari TKP yang masih bersih, sandal dan barang yang disusun rapi, maka terlihat ada orang yang membersihkan.
"Nah, yang membersihkan itu dilihat secara psikologis ada pada diri Dian. Nah berarti yang terakhir meninggal diperkirakan Mbak Dian," tutupnya.
Atas sejumlah temuan tersebut, akhirnya polisi memutuskan untuk menutup penyelidikan ini karena tak ditemukan tindak pidana. Keempat korban disimpulkan meninggal secara wajar dalam kondisi yang tak wajar.