Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Cerita di Balik Viral 44 Biksu Thudong Singgah dan Dijamu di Masjid Temanggung
21 Mei 2024 20:44 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Puluhan biksu thudong yang sedang dalam perjalanan menuju Candi Borobudur mampir istirahat di Masjid Baiturrohmah, Bengkal, Temanggung, Minggu (19/5). Dalam video yang viral di media sosial, para biksu itu dijamu oleh masyarakat sekitar dan takmir masjid.
ADVERTISEMENT
Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Temanggung, Fatchur Rochman, bercerita awalnya pihak panitia biksu thudong awalnya mengirimkan surat permintaan izin untuk mampir beristirahat. Bengkal adalah wilayah yang berbatasan dengan Secang, Magelang, yang berada tak jauh dari Candi Borobudur, tujuan akhir para biksu tersebut.
"Ketakmiran itu kan rembugan sama yang lain, diperbolehkan. Terus sebagai bahan untuk menyambut tamu, katakanlah kedatangan sebagai ya yang ketepatan (yang dikunjungi) mempersiapkan segalanya," kata Fatchur saat ditemui di Temanggung, Selasa (21/5).
Sebenarnya, pihak biksu hanya meminta izin untuk mampir beristirahat sebentar. Namun dari pihak masjid dan masyarakat sekitar, sebagai yang merasa mendapat tamu, kemudian menyediakan berbagai minuman dan camilan secukupnya.
"Ya ada kopi, dawet, Sprite, Kratindaeng, sembarangan itu minuman enten (segala jenis minuman ada). Yang Kratindaeng yang dari donatur, ada yang bawa itu. Kalau minuman yang dari masjid, itu kopi, teh sama dawet," tutur Fatchur.
ADVERTISEMENT
Bantah Ada Acara Ibadah Bersama
Video yang kedatangan 44 biksu di Masjid Baiturrohmah itu viral di media sosial. Namun ada beberapa netizen yang menyoroti para biksu yang diduga beribadah di dalam masjid.
Fatchur membantah hal itu. Menurutnya, tak ada acara beribadah bersama di acara tersebut. Para biksu hanya beristirahat, minum, dan makan snack saja.
"Jadi yang dari sana (para biksu) itu merasa bahagia, merasa terharu, terus merasa berterima kasih, terus mendoakan masyarakat sini. Mendoakan dengan cara mereka. Nah mungkin kalau orang yang enggak tahu, itu dikira ibadah. Intinya bukan ibadah," ujar Fatchur.
Setelah didoakan oleh para biksu, pihak masjid juga membalas mendoakan dengan cara Islam. Doa ini dipimpin oleh Haji Wari.
ADVERTISEMENT
"Ya doa selamat jalan, doa keselamatan. Pak Haji Wari yang mendoakan. Nah bagi yang enggak tahu, [mungkin berpendapat], [Wah masak masjid jadi tempat ibadah orang Buddha', itu keliru," ucapnya.
Fatchur menuturkan, setelah video itu viral, banyak pesan yang masuk ke nomor WhatsApp-nya. Namun ia tak ambil pusing sebab niat warga dan pengurus masjid hanya menjamu tamu dan menunjukkan sikap toleran seperti yang diajarkan dalam Islam.
"Yang penting kan kita niatnya tetap mau menjamu, bukan terus mempersilakan ibadah di sini, kan enggak. Lagian mereka juga enggak gimana-gimana. Ya intinya saya itu mau menunjukkan, Islam itu kayak begini lho. Intinya Islam itu rahmatanlilalamin. Islam itu kayak gini, enggak seperti yang dibayangkan orang," ujar Fatchur.
ADVERTISEMENT
"Saya itu merasa kedatangan tamu, mereka itu tamu istimewa kan, wong dari, menurut sana kan ibadahnya istimewa di Borobudur itu. Mereka juga dari luar negeri, masak di sini mau istirahat aja disepelekan, kan ya semampu kitalah [menjamu]. Semaksimal mungkin cara saya menerima tamu ya, menjamu begitu," katanya.