Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Cerita Dua Anak Isa yang Tak Sekolah karena Kemiskinan
15 Juni 2017 18:57 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Puluhan tahun tinggal di gang sempit di Jalan Gedong Panjang Raya, Tambora, Jakarta Barat cukup menggambarkan betapa memprihatinkannya kondisi keluarga Isa (30), Joni (55), dan ketiga anak mereka yang masih kecil. Apalagi dengan pekerjaan Joni sebagai tukang parkir yang penghasilan hariannya tak menentu untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Karena kondisi itulah dua anak Joni yang seharusnya duduk di bangku sekolah terpaksa tidak mengenyam pendidikan. Direktur Rehabilitasi Sosial Anak Kemensos, Nahar, menuturkan anak pertama dan anak kedua Isa dan Joni ini sejak memasuki usia sekolah tidak mengenyam pendidikan.
"Enggak kenal sekolah," kata Nahar kepada kumparan (kumparan.com) saat dihubungi, Kamis (15/6).
Tidak hanya itu, kedua anak mereka diduga tidak mengenyam pendidikan karena tidak merasa penting untuk bersekolah. Sebab kedua orang tua mereka tidak memberi pengertian betapa pentingnya sekolah bagi mereka.
"Iya (karena keterbatasan biaya) dan enggak merasa penting untuk bersekolah karena belum ada yang memberi penyadaran betapa pentingnya sekolah itu," tuturnya
Di sisi lain, kedua anak tersebut diakui Nahar sebagai anak yang cukup aktif. Mereka pun tidak canggung berinteraksi dengan orang yang baru dikenalnya, seperti pada saat Nahar mendampingi Isa dan anak-anaknya untuk menjalani tes kesehatan.
ADVERTISEMENT
"Aktif dan sebetulnya tadi saya beberapa kali dekat dengan mereka. (Mereka) sehat dan dunia anak-anak kan memang dunia bermain. Dan mereka enggak canggung dengan orang yang baru dikenal mendekati mereka," ujarnya.
Selama berada di Rumah Aman Kemensos, Nahar menjamin pihaknya akan memberikan pengertian kepada kedua anak Isa dan Joni tentang pentingnya pendidikan. Pihaknya terlebih dahulu akan melakukan observasi kepada kedua anak tersebut mengapa mereka merasa tidak perlu untuk bersekolah.
"Jadi dibawa ke Rumah Aman itu kita akan melakukan observasi atau assesment. Dari situ nanti akan ditemukan kenapa nih kok enggak mau sekolah. Maka itu nanti akan dicari dan bagaimana menyekolahkan mereka," terangnya.
ADVERTISEMENT
Selain sekolah, pihaknya juga akan melakukan observasi kepada Isa dan Joni mengapa selama berpuluh-puluh tahun tinggal di gang sempit sebagai tempat tinggal dan mengapa keduanya tidak memiliki pemikiran untuk tinggal di tempat tinggal yang lebih layak.
"Misalnya enggak punya duit atau lain-lain, seperti akses pemenuhan kebutuhan itu yang akan kita pikirkan. Lalu kemudian ketika hasil observasi itu ternyata masih ada dampak dari dia tinggal di situ dan ada penyakit yang harus diselesaikan. Kemudian, oh ternyata ada masalah-masalah lain, misalnya psikis bisa kita pikirkan, misalnya cek kondisi kejiwaannya dan lain-lain," tuturnya.
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 6 November 2024, 7:43 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini