Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Cerita Fotografer Sunmori Cari Cuan Jutaan dari Jepret Moge di CFD
13 April 2025 13:10 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
Minggu (13/4) pagi di Jalan Hang Lekir, Jakarta Selatan, tak hanya diramaikan oleh deru mesin motor, tapi juga jepretan kamera.
ADVERTISEMENT
Saat itu dua pemuda yang tengah duduk santai di pinggir jalan. Mereka duduk di bangku camping dengan peralatan fotografer lengkap di sebelahnya.
Alam dan Rizal (24) tampak santai sambil menatap layar handphone. Di sela-sela obrolan. Keduanya memindahkan data hasil jepretan pagi itu dan menempelkan watermark sebelum nantinya diunggah ke Instagram.
“Ini udah kelar motret. Sekarang tinggal mindahin data, kasih watermark,” kata Rizal kepada kumparan, Minggu (13/4).
Mereka adalah fotografer jalanan yang biasa mengambil gambar para rider Sunmori—Sunday Morning Ride. Mereka menunggu motor-motor modifikasi atau moge (motor gede) lewat, membidik dari sudut strategis, lalu menjual hasilnya secara daring.
Dari Nongkrong Jadi Nambah Cuan
Alam, yang sehari-hari memang berprofesi sebagai fotografer otomotif, mengaku awal mula dirinya nyemplung ke dunia potret Sunmori adalah karena ajakan seorang kawan.
ADVERTISEMENT
“Awal-awal sih dari fotografer, Bang Adrinlah. Jadi nongkrong gitu, nongkrong-nongkrong biasa. Katanya daripada enggak ngapa-ngapain kan, jadi mending motret aja gitu, lumayan,” kata Alam.
Para fotografer Sunmori, menurut Alam, tak muncul secara resmi. Berawal dari tongkrongan.
Mereka lalu rutin datang setiap akhir pekan ke titik-titik strategis seperti Hang Lekir, di depan mal Senayan City, dan Universitas Mustopo—tempat rider Sunmori biasanya melintas.
“Dari tongkrongan-tongkrongan aja. Emang dia (Bang Adrin) motret dari awal. Katanya dia dulu sekolah Darwis Triadi, dia mungkin dulu pernah ngambil job kayak wedding gitu. Semuanya pernah. Tapi sekarang fokusnya ke Sunmori. Dari 2018,” jelas Alam.
Rizal, yang awalnya adalah rider Sunmori, mengaku terjun ke dunia foto jalanan setelah diajak oleh fotografer yang sama, Adrin. Ia lalu membeli kamera dan belajar memotret.
ADVERTISEMENT
“Sabtu-Minggu kan libur, enggak ada kerjaannya. Terus Sunmori. Habis itu kenallah sama Bang Adrin juga. Diajakin. Mending beli kamera dah. Entar diajarin. Udah ngajarin, sampai sekarang,” cerita Rizal.
Soal penjualan, Alam menjelaskan sistemnya simpel. Mereka mengunggah hasil jepretan ke Instagram dan menggunakan sistem linktree agar fotonya mudah diakses para rider.
“Kalau jual sih saya biasanya di Instagram. Jadi taruh di link dulu kayak linktree. Custom linktree. Nanti saya upload. Di Instagram. Nanti saya tag-tag ke fotografer yang lain. Jadi kalau misalnya nge-tag, nyampe ke ridernya. Jadi rider itu tinggal klik link doang di linktree. Ntar ada muncul Sunmori hari ini,” jelas Alam.
Soal tarif, Alam punya patokan: Rp 25 ribu per foto. Tapi, tak jarang juga ia dibayar lebih, tergantung kepuasan rider dengan hasil fotonya.
ADVERTISEMENT
“Biasanya gue bilangnya satu foto Rp 25.000,” tambah Alam. “Sering,” jawabnya singkat saat ditanya apakah pernah dibayar lebih.
Daster, Power Ranger, dan Moge
Motret di jalanan, menurut Alam, selalu penuh kejutan. Ia tidak hanya membidik Harley atau moge lainnya, tapi juga motor-motor matic jadul, bahkan kadang mendapat momen unik.
“Biasanya kayak Harley. Terus banyak sih mungkin Harley. X-Max. Komunitas moge ya yang emang pada keluar pas minggu ya. Emang kadang ya random juga yang pake baju Power Rangerlah,” kata Alam sambil tertawa.
“Tadi juga ada yang pakai daster kan,” sambungnya.
Kadang rider pun sadar kamera dan sengaja berpose saat melihat fotografer.
“Foto gue paling bagus nih kayaknya nih. Paling kayak rider yang berdiri sih. Pose-nya yang bagus,” ucap Alam bangga.
ADVERTISEMENT
Kegiatan ini bukan sekadar hobi. Rizal dan Alam bisa meraup ratusan ribu hingga jutaan rupiah hanya dari hasil jepretan akhir pekan.
“Kalau Sabtu tuh biasanya nggak terlalu ramai. Biasanya sih kemarin Sabtu dapet Rp 800 ribuan. Sekarang kurang tahu deh. Kalau kemarin (minggu kemarin) sih bisa dapet minggu Rp 1,2 juta. Kalau yang lain lebih, ada yang bisa dapet Rp 2 jutaan, kemarin juga ada teman yang dapet Rp 3 juta,” ungkap Alam.
Menurutnya, ada ratusan fotografer tersebar di berbagai titik Jakarta, dengan lokasi favorit di sekitar Sensi.
“Banyak. Ratusan. Disebar di titik-titik ramai itu ya. Yang paling banyak sih Sency. Mereka ngincer moge. Kalau di sini (Hang Lekir) kan motor-motor kecil juga dapet. Kalau saya sih semua saya sikat. N-Max, Mio, motor-motor matic 2 tak,” katanya.
ADVERTISEMENT