Cerita Khansa di Puncak Elbrus: Angin Kencang hingga Suhu Minus 15° Celsius

22 Agustus 2022 18:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Khansa Syahlaa kibarkan bendera merah putih di Gunung Elbrus, Rusia, saat HUT ke-77 RI, Rabu (17/8/2022).  Foto: Khansa Syahlaa Aliyah
zoom-in-whitePerbesar
Khansa Syahlaa kibarkan bendera merah putih di Gunung Elbrus, Rusia, saat HUT ke-77 RI, Rabu (17/8/2022). Foto: Khansa Syahlaa Aliyah
ADVERTISEMENT
Khansa Syahlaa berhasil menaklukkan puncak tertinggi Benua Eropa yakni Gunung Elbrus di Rusia. Cerita Khansa Syahlaa mendaki gunung tertinggi di Benua Eropa ini untuk mengibarkan bendera merah putih di Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia penuh dengan berbagai tantangan.
ADVERTISEMENT
"Tiba di hari summit attack, kami jalan sekitar pukul 03.00 pagi waktu setempat. Itu anginnya sangat kencang, dinginnya juga sekitar minus 10 sampai minus 15 derajat celsius. Lalu, beberapa jalan juga sangat sulit, kami harus menggunakan pengaman," ujar Khansa kepada kumparan, Senin (22/8).
Khansa Syahlaa, pendaki remaja yang menaklukkan Gunung Elbrus di Rusia. Foto: Khansa Syahlaa Aliyah
Tidak hanya tantangan dari cuaca, kondisi badan Khansa ketika menuju puncak Elbrus mengalami pusing dan tangan beku. Akibatnya, pendakian sangat berisiko jika dilanjutkan.
Belum lagi perkara bendera merah putih yang dibawanya untuk dikibarkan di puncak gunung sempat terbang. Untungnya, ayah Khansa, Aulia Ibnu, membawa bendera cadangan. Sehingga, Khansa tetap dapat mengibarkan bendera merah putih di Puncak Elbrus pada Hari Kemerdekaan RI.
“Sangat dramatis. Bendera merah putih sempat terbang. Tapi, alhamdulillah, aku bisa menyelesaikan misi pengibaran bendera merah putih tepat pada 17 Agustus kemarin,” ujar Khansa.
ADVERTISEMENT
Khansa Syahlaa kibarkan bendera merah putih di Gunung Elbrus, Rusia, saat HUT ke-77 RI, Rabu (17/8/2022). Foto: Khansa Syahlaa Aliyah
Sebelum pendakian, Khansa telah berlatih selama lima bulan. Persiapan terberat menurutnya adalah tahap aklimatisasi, yakni upaya penyesuaian fisiologis atau adaptasi dari tubuh terhadap suatu lingkungan baru.
“Jadi kami harus latihan aklimatisasi, sekitar 4-5 hari naik turun gunung. Hari pertama misal naik ke ketinggian 2.700 meter di atas permukaan laut (mdpl), berikutnya 3.100 mdpl, dan naik terus sampai dengan 4.500 mdpl sebagai aklimatisasi tahap terakhir," tutur Khansa.
Khansa adalah siswa kelas 11 SMA Labschool Jakarta. Siswa berusia 16 tahun ini telah mendaki gunung sejak kecil berkat orang tuanya. Pendakian Elbrus kali ini, jadi gunung ke-77 bagi Khansa, tepat dengan umur Kemerdekaan Indonesia yang memasuki tahun ke-77. Khansa melakukan perjalanan pendakian kali ini selama sekitar 2 pekan.
ADVERTISEMENT
Setelah Elbrus, Khansa akan melanjutkan program The Seven Summits atau mendaki tujuh gunung tertinggi di tiap benua.
“Setelah tiga gunung aku selesaikan yaitu Gunung Carstensz di Papua, Gunung Kilimanjaro di Afrika, dan yang terakhir kemarin Gunung Elbrus di Rusia, aku rencananya ingin mendaki Gunung Aconcagua di Argentina yang memiliki ketinggian sekitar 6.800 mdpl di sekitar awal 2023 nanti," katanya.
Pendaki remaja Khansa Syahlaa Aliyah. Foto: Andika Ramadhan/kumparan