Cerita Penunggak Pajak 5 Tahun, Mau Pemutihan, Rela 3 Hari ke Samsat Bekasi

9 April 2025 13:20 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di kantor Samsat Kota Bekasi, Jawa Barat pada Rabu (9/4). Foto: Abid Raihan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di kantor Samsat Kota Bekasi, Jawa Barat pada Rabu (9/4). Foto: Abid Raihan/kumparan
ADVERTISEMENT
Sejumlah warga yang ingin membayar pajak menyerbu Kantor Samsat Bekasi sejak pagi, pada Rabu (9/4). Mereka memanfaatkan program pemutihan pajak kendaraan, yang diadakan oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
ADVERTISEMENT
Alhasil banyak yang begitu mencari kesempatan ini. Eti (54) misalnya, warga Harapan Indah kota Bekasi ini sudah 3 kali ke Samsat untuk mengurus kendaraanya.
“Tiga kali balik saya mas, (dari) sebelum lebaran, pas puasa,” ujarnya saat ditemui kumparan di lokasi pada Rabu (9/4).
Eti bercerita, pertama ia datang pada 20 Maret 2025, pada hari pertama program pemutihan. Tapi setelah mengantre berjam-jam, ia terpaksa harus pulang lagi.
“Sudah pas giliran di depan loketnya (dibilang) ‘kembali lagi besok ya bu’, waduh. Apa gak capek itu? Saya tanya, buktinya apa kalo saya balik lagi besok? ‘Ya ngantre lagi bu dari awal’, mampus lah aku. Puasa,” tutur dia.
Suasana Samsat Kota Depok II, Jawa Barat, Rabu (9/4). Foto: Rayyan Farhansyah/kumparan
Ia sempat kesal dengan pelayanan Samsat. Baginya, Samsat seharusnya memberi tahu batas antrean. Sehingga ia tak perlu antre berjam-jam.
ADVERTISEMENT
“Masa gak tau penuhnya, Masyaallah, 4.000 orang, 4.000 orang tiap hari. Untung gak pingsan itu yang puasa-puasa ke sini. Membludak mas,” tuturnya.
Pajak kendaraan Eti sendiri sudah macet selama 5 tahun. Ia mengaku malas membayar pajak karena prosedur yang berbelit-belit.
Tak hanya tu, pada tahun 2020 lalu, Eti berpindah alamat yang membuatnya harus membalik nama BPKB kendaraan bermotornya lagi. Dengan aturan ini, Eti makin malas untuk membayar pajak.
“Bukan karena saya gak mau bayar pajak, karena ya itu, karena waktu itu saya pindah, KTP tetap sama tapi pindah alamat lah KTP, pindah alamat aja, disuruh bayar pajak dengan solusi nembak KTP, sekarang nembak KTP Rp 300 ribu, ah, ogah dah,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Ogah, mending saya, sudah lah, mati mati lah (pajaknya), bukan saya gak niat bayar pajak,” tambahnya.
Suasana di kantor Samsat Kota Bekasi, Jawa Barat pada Rabu (9/4). Foto: Abid Raihan/kumparan
Suami Eti, Tio (55), berpendapat bahwa seharusnya ada penertiban antrean di samsat. Menurut Tio, seharusnya dibuatkan sistem antrean seperti di bank, di mana masyarakat yang datang mengambil nomor antrean dan akan dipanggil ke loket sesuai nomor yang didapatkan.
“Biar manusiawi, orangnya duduk, sistemnya yang jalan, nomornya yang jalan. Sekarang kita pendaftaran, pendaftaran, nomornya sekian. Nanti di kasir sekian,” ujar dia.
“Iya (kayak di bank), orangnya duduk aja. Yang jalan nomornya. Itu lihat di dalem, haduh, gak jelas, antrenya serobot sini serobot sini,” tambahnya.
Usai bolak balik Samsat pada tiga hari yang berbeda, Eti dan Tio akhirnya berhasil untuk bayar pajak hari ini. Katanya, pada hari ini mereka telah berada di sana sejak pukul 08.00 WIB. Mereka pun tampak selesai dengan urusannya pada pukul 09.31 WIB.
ADVERTISEMENT
Pengalaman gagal di hari pertama juga dirasakan oleh warga Bekasi lainnya bernama Maslia (46). Ia juga berada di Samsat Kota Bekasi pada Rabu (9/4).
Ini adalah hari kedua Maslia mencoba antre di Samsat Bekasi.
Suasana di kantor Samsat Kota Bekasi, Jawa Barat pada Rabu (9/4). Foto: Abid Raihan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di kantor Samsat Kota Bekasi, Jawa Barat pada Rabu (9/4). Foto: Abid Raihan/kumparan
“Dari kemarin, kemarin masih di seberang sono noh, ngeliat yaAllah antreannya,” ujar dia.
Tapi, Maslia langsung pulang begitu melihat antrean yang panjang. Tak seperti Eti yang masih mencoba menunggu beberapa jam meski ia tetap diminta pulang.
“Ya nggak, belum (masuk). Saya kan dari arah sono ya, ngeliat ke sini, yaAllah jauh banget antreannya. Baru ngantrenya aja udah panjang banget di jalan raya,” ucap dia.
Pada hari pertama itu, Maslia dan suami antre di Samsat sejak pukul 08.00 WIB. Saat itu, antrean sudah begitu panjang, dan Maslia pun menyerah.
ADVERTISEMENT
Har ini, Maslia sudah ada di Samsat sejak pukul 06.00 WIB.
Suasana di kantor Samsat Kota Bekasi, Jawa Barat pada Rabu (9/4). Foto: Abid Raihan/kumparan
“Iya, nyampe sini jam 6. Langsung ngantre situ tuh, masih kosong gerbang,” ucap dia.
Sudah tiga jam Maslia mengantre saat ditemui pada pukul 09.00 WIB. Saat itu, proses yang dilalui suaminya masih belum usai.
“Ini udah jam 9 lewat ya. Ya, kurang tahu deh, ini aja belum selesai. Jam 9 setengah 10 paling (selesainya),” ucap dia.
Maslia juga punya nasib sama dengan Eti. Pajak Supra Fit tahun 2015 miliknya sudah tak dibayar selama 5 tahun.
Alasannya, Maslia dan suami tak punya duit yang bisa disisihkan untuk membayar pajak.
“Kaga bisa bayar. Suami saya ngojek. Pendapatannya kan pas-pasan mulu,” ucap dia.
ADVERTISEMENT