Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Ada saja aksi onar sejumlah turis asing alias bule yang berlibur ke Bali. Tak hanya pura-pura gila, duel karena mabuk, atau jadi pelaku kriminal. Ada juga bule yang berupaya menipu polisi demi bisa mengklaim asuransi perjalanan.
ADVERTISEMENT
Kasubdit Wisata Direktur Pengamanan Objek Vital Polda Bali Kompol Fahmi menyebut biasanya para bule ini berpura-pura menjadi korban pencurian. Mereka mengadu ke kantor polisi, meminta polisi mencari pelaku sembari meminta surat keterangan kehilangan.
Ada juga yang mengadu, meminta laporan polisi, namun beberapa hari kemudian kembali ke negara asalnya. Bila berkas laporan ini diperoleh maka bule ini bisa mengklaim asuransi perjalanan. Laporan polisi menjadi satu syarat mengklaim asuransi perjalanan.
“Hilang barang katanya, rupanya enggak. Dia bilang dicuri, padahal enggak. Buat laporan polisi supaya klaim travel insurance. Banyak orang-orang Australia itu,” kata Fahmi di ruang kerjanya, Selasa (5/11).
Fahmi mengatakan, biasanya sebagian besar turis asing yang berlibur ke Bali memang mengurus asuransi perjalanan. Setiap negara berbeda-beda, ada juga yang mengganti biaya perjalanan sampai 80 hingga 100 persen bila turis jadi korban pencurian.
ADVERTISEMENT
“Lumayan loh kalau travel insurance itu kembali 80 persen dari dana perjalanan, kembali uangnya. Bahkan, kalau uang ada yang kembali 100 persen. HP enggak, dia bilang hilang Rp 5 juta diganti 5 juta, hilang Rp 60 juta diganti, sama aja dia free datang ke Bali,” beber Fahmi.
Fahmi mengaku, ada juga para bule yang mencoba menyuap dirinya agar laporan polisi dikeluarkan. Fahmi dibuat geleng-geleng kepala dengan aksi turis ini.
“Di FCC (Grup Polisi Pariwisata) dia minta laporannya dikirim via email atau WA, mana saya mau. Orang laporan polisi itu harus datang bukan kirim email, ini yang bahaya. Ngamuk-ngamuk dia ini-itu, ini-itu, enggak bisa, saya katakan kamu harus datang ke sini dan kadang-kadang nawarin duit lagi. Coba itu kalau tidak jaga hati kita ya,” keluh Fahmi.
ADVERTISEMENT
“Ada sampai beberapa kali. Saking kepenginnya dia tambah gitu saya tahu kalau dia itu nipu, dia bilang kehilangan USD 1.000, dia bilang bayar (suap) USD 100, kan dia masih untung USD 900. Kejam kan?” imbuhnya.
Fahmi menegaskan menolak permintaan tipu-tipu para turis asing tersebut. Selain karena harga diri, dia mengaku tak ingin citra Bali menjadi negatif.
“Ada nanya berapa per laporan kalau saya lapor, tapi enggak (mau) saya enggak mau harga diri saya serendah itu. Negara kita bisa dirusak, Bali dirusak, saya enggak mau mengorbankan negara demi gitu-gitu. Ini saya menjaga betul,“ ujar dia.
Polisi yang sudah bertugas sejak tahun 90-an di pariwisata ini mengaku sudah mengenali tipu muslihat para bule. Dengan gelagatnya saja, dia mengaku sudah tahu maksud turis asing itu hendak menipu.
ADVERTISEMENT
“Kalau pura-pura kelihatan banget, saya tolak bikin laporan. Kan kelihatan dia benar atau enggak. Meski kelihatan kayak dia capek, panik karena kehilangan, enggak banyak macam-macam, saya layani. Kelihatan kok. Saya sudah bisa feeling, ini pura-pura,” ujar Fahmi.
Fahmi akan menggunakan cara-cara tertentu mengatasi bule penipu ini. Dia mengancam akan menyelidiki laporan bule. Bila terbukti menipu akan langsung dikurung dalam penjara.
“Mereka digertak aja sudah takut, saya katakan 'kamu benar? awas kalau bohong, kalau kamu bohong kita selidiki dan tidak benar, kamu akan kena masalah'. Takut dia, enggak datang,” tutur Fahmi.
Ada juga kelakuan turis asing ini yang tak bisa dilupakan Fahmi. Para bule ini mengaku jadi korban skimming. “Begitu ada kasus polisi menangkap gerombolan skimmer di ATM mulai ada yang berdatangan bilang duitnya di ATM hilang. Enggak sembarang kita terima laporan, kita selidiki lagi dulu,” kata Fahmi.
ADVERTISEMENT