Cerita Saksi Ledakan di Bandara Kabul: Saya Melihat Kiamat

27 Agustus 2021 4:21 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto satelit suasana di Bandara Internasional Hamid Karzai, di Kabul, Afghanistan. Foto: Maxar/ via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Foto satelit suasana di Bandara Internasional Hamid Karzai, di Kabul, Afghanistan. Foto: Maxar/ via REUTERS
ADVERTISEMENT
Ledakan terjadi di luar Bandara Kabul, Afghanistan, Kamis (26/8). Ledakan itu berasal dari aksi bom bunuh diri yang dilakukan oleh anggota ISIS.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini, masih belum jelas berapa jumlah korban tewas dan luka. Namun ISIS menyebut, 60 orang tewas dan 100 lebih mengalami luka-luka.
Salah seorang saksi sekaligus korban selamat menceritakan detik-detik saat bom itu meledak di luar Bandara Kabul.
Pria yang merupakan mantan karyawan di perusahaan pengembangan internasional itu berangkat dari rumahnya menuju Bandara Kabul. Ia berharap bisa segera meninggalkan Kabul menuju Amerika Serikat.
Nahas, ketika ia sedang mengantre di gerbang bandara, tepatnya sekitar pukul 5 sore waktu setempat, terjadi ledakan besar di luar.
"Seolah-olah seseorang menarik tanah dari bawah kaki saya. Untuk sesaat saya pikir gendang telinga saya pecah dan saya kehilangan indra pendengaran saya," kata pria itu dikutip dari Reuters, Jumat (27/8).
ADVERTISEMENT
"Saya melihat potongan tubuh terbang di udara seperti tornado. Saya melihat tubuh, bagian tubuh, pria tua dan terluka, wanita dan anak-anak berserakan di lokasi ledakan,' tambah dia.
Petugas mengevakuasi korban terluka ledakan di dekat bandara Kabul, di Kabul, Afghanistan. Foto: 1TV/via REUTERS
Pria itu tidak ingin identitasnya diungkap karena merasa terancam dengan Taliban. Sebab, ia merupakan penduduk lokal yang ingin mengungsi ke AS karena tidak mau tunduk dengan Taliban.
"Hari ini tidak ada yang menangani masalah ini dan memindahkan mayat dan yang terluka ke rumah sakit atau membawa mereka keluar dari pandangan umum," ucap dia.
Sebab tidak lama setelah ledakan itu, banyak mayat dibiarkan berada di jalan dan di parit dekat bandara. Bahkan, air yang mengalir di parit itu sampai berubah warna menjadi merah darah.
ADVERTISEMENT
"Secara fisik, saya baik-baik saja. Tapi saya tidak berpikir luka mental dan syok yang saya alami dari ledakan hari ini akan membuat saya hidup normal," tutup dia.