Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Cerita Warga yang Sempat Trauma di JPO Daan Mogot: Salah Dikit Bisa Jatuh
15 April 2025 10:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Lalu lintas di Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat, tak pernah benar-benar lengang. Pagi ini, Selasa (15/4), kendaraan yang tengah berpacu melawan waktu terpantau ramai. Klakson saling bersahutan, debu beterbangan menambah hiruk pikuk jalanan.
ADVERTISEMENT
Di tengah hiruk-pikuk jalan protokol itu, berdiri Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) yang sempat jadi perbincangan warga dan viral di media sosial.
kumparan memantau langsung kondisi jembatan tersebut. Sekilas tak ada yang aneh. Tapi jika mengikuti jejak kasus beberapa waktu terakhir, JPO ini bukan sekadar jembatan biasa. Bagian tangganya berkali-kali bolong, lantainya sempat menganga lebar.
Bukan rusak karena usia atau cuaca, tapi benar-benar dicuri orang. Bahkan menurut keterangan warga setempat, pelakunya membawa las untuk memotong dan mengambil bagian besi alas tangga.
Kasus pencurian pelat besi di JPO Daan Mogot ini bukan kali pertama terjadi. Sepanjang 2023 hingga 2024, insiden serupa pernah 5 kali terjadi di titik yang sama. Alas tangga dan bordes hilang tanpa jejak.
ADVERTISEMENT
Peristiwa ini tak hanya menimbulkan rasa geram, tapi juga kekhawatiran soal keselamatan warga yang setiap hari menggantungkan akses jalan pada JPO tersebut.
Hari ini, kondisi jembatan itu sudah jauh lebih baik. Pelat besi baru telah terpasang menggantikan bagian-bagian yang hilang. Kekosongan yang dulu sempat menganga kini tertutup rapat. Terlihat pula bekas las dan baut-baut baru, menandakan upaya perbaikan dilakukan belum lama ini.
Sayangnya, perbaikan tersebut belum dibarengi dengan peningkatan sistem pengawasan di sekitar JPO.
kumparan tidak menemukan adanya penjagaan di sekitar jembatan. Tidak ada kamera pengawas atau petugas khusus yang memastikan keamanan jembatan dari aksi vandalisme atau pencurian lanjutan.
Meskipun demikian, pagi ini terlihat petugas Bina Marga tengah membereskan kabel udara yang semrawut di bagian sekitar jembatan. Sementara itu, petugas PPSU dari kelurahan juga tampak sibuk menyapu dan mengangkat tumpukan sampah di sekitar area JPO.
ADVERTISEMENT
Di tengah keterbatasan pengawasan, masyarakat hanya bisa berharap agar fasilitas umum ini tetap terjaga. Seperti yang disampaikan Dea (28), warga yang setiap hari menyeberang menggunakan JPO ini.
“Tahu, aku emang sehari-hari lewat sini karena rumah aku di seberang jadi emang setiap hari pake jembatan ini buat nyebrang,” kata Dea saat ditemui kumparan.
Dea mengaku sempat melintasi jembatan ketika tangganya masih dalam kondisi bolong. Rasa takut dan cemas sempat menghantui tiap langkahnya.
“Iya, sempet. Gimana ya, pastinya bahaya itu kan kalo salah langkah dikit bisa jatuh tinggi juga kan. Apa lagi kalo kita nggak tahu terus ya lagi meleng aja bisa jatuh. Membahayakan lah,” ujarnya.
Kini, setelah diperbaiki, ia mengaku merasa lebih aman. Namun saat kondisi jembatan sempat memburuk, ia bahkan rela meminta bantuan tukang parkir di sekitar lokasi untuk menyeberang lewat putaran balik.
ADVERTISEMENT
“Pasti, kita nggak was-was lagi kalo mau lewat. Kalau hilang gitu kadang aku juga lebih milih nyeberang di putaran, minta tolong sama tukang parkir buat seberangin,” ujar.
Ia berharap kejadian pencurian tak lagi terulang. Baginya, jembatan ini bukan cuma soal fasilitas, tapi kebutuhan harian warga yang harusnya dilindungi.
“Seinget aku ini kan nggak sekali kejadian, jadi mungkin dijaga ya biar nggak keulang lagi, yang rugi kan yang lewat sini sehari-hari. Dicari dong orang yang ngambil besi-besi ini,” kata Dea.
Pencurian elemen-elemen penting dari fasilitas umum seperti JPO memang mencerminkan persoalan yang lebih dalam; minimnya pengawasan, lemahnya penegakan hukum terhadap pelaku perusakan barang milik negara, serta ketidakseriusan dalam menjaga keselamatan warga.
ADVERTISEMENT
JPO Daan Mogot hari ini memang tampak lebih baik, tapi perbaikan fisik tidak bisa menjadi solusi jangka panjang tanpa dibarengi upaya perlindungan. Warga menunggu langkah konkret pemerintah bukan hanya perbaikan berkala, tapi sistem penjagaan yang mencegah insiden serupa terulang.