Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Cerita Yusuf Mantan Teroris Soal Sulitnya Cari Kerja Usai Keluar Bui
18 Juni 2018 10:08 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
ADVERTISEMENT
Teroris, satu kata yang sarat akan makna negatif, penyulut teror hingga pengancam keamanan. Keberadaan teroris tidak diterima masyarakat.
ADVERTISEMENT
Yusuf adalah seorang mantan teroris kelahiran Jombang yang terlibat dalam bom Semarang tahun 2003 silam.
Yusuf diganjar bui 10 tahun setelah terbukti menyembunyikan bahan peledak. Rasa takut dan sesal menghantui Yusuf kala berada di sesaknya penjara. Terkadang, bayangan akan keluarga melintas dan berputar-putar di atas kepalanya.
Namun, beruntung bagi Yusuf, setelah mendapat remisi dia akhirnya hanya menjalani bui 6 tahun. Dia bertekad untuk bertaubat, yaitu tak lagi terlibat dalam jerat terorisme. Dia menghirup udara bebas sekitar tahun 2009 lalu.
Layaknya selembar kertas putih, Yusuf mulai berjuang mengisinya dengan hal-hal positif. Dia ingin bekerja untuk menghidupi diri sendiri dan keluarganya. Akan tetapi, realitas tak semudah bayangan Yusuf. Batu terjal kerap mengadang langkah pria yang pernah berjihad ke Poso itu.
ADVERTISEMENT
"Kalau secara normatif sebenarnya saya bekerja sulit, karena pegawai negeri enggak mungkin. Kemudian coba pegawai wiraswasta. Pertama tentu belajar ke orang lain, ikut di rumah makan orang. Cuci piring, melayani, order, kasir, itu tahapan-tahapan yang saya lalui sampai 2 tahun setelah bebas ," papar Yusuf saat ditemui kumparan di restorannya di Solo, Rabu (6/6).
Yusuf mengaku kesulitan lain dia rasakan karena tidak memiliki kemampuan praktis dalam berwirausaha. "Ya mungkin kesulitan seperti kemampuan akuntansi saya enggak punya kemampuan yang lain enggak punya," sebut Yusuf.
Selain itu, masa lalu mantan teroris yang pernah berlatih perang di Filipina itu nyatanya juga menjadi masalah utama. Saat dia mulai merintis kariernya, datanglah beberapa polisi ke tempat makan Yusuf bekerja.
ADVERTISEMENT
"Ketemu polisi, loh Suf kamu di rumah makan sini Suf. Masak apa Suf, jangan buat bom lho. Guyon-guyon itu kan kadang nyeletuk," cerita Yusuf.
Mendengar hal tersebut, rekan satu kerja Yusuf pun terkaget-kaget. Mereka menanyakan "keakraban" Yusuf dengan para polisi serta apa hubungan dia dengan bom. Tak ingin mengelak, Yusuf pun mulai menceritakan masa lalu kelamnya setelah merasa akrab dengan mereka.
"Teman-teman enggak merasa ketakutan. Toh ketika mereka tahu, ya ayok kita sharing. Saya gunakan kesempatan itu buat memulai interaksi dengan masyarakat," kata Yusuf.
Merasa diterima oleh lingkungannya, Yusuf mencoba membuka bisnis kuliner bersama beberapa orang rekannya. Berbekal piawai memasak, Yusuf memasarkan masakan ayam bebek, hingga iga.
ADVERTISEMENT
Dalam berbisnis Yusuf tak luput mengajak rekan sesama mantan teroris. Anak-anak muda yang kondisi ekonominya lemah juga ditarik Yusuf untuk membantu usahanya.
Terbukti, atas keuletannya, usaha kuliner Yusuf kini tengah tumbuh pesat dan dikenal oleh masyarakat luas. Dapoer Bistik-nama usaha Yusuf- yang berada di Solo tampak tak pernah sepi pengunjung.
Yusuf juga tak pernah malu untuk mengaku pernah terlibat kasus terorisme. Pelanggan dan warga sekitar kafe juga tahu kalau usaha kuliner Dapoer Bistik dibangun oleh mantan teroris. Mereka semua memberi dukungan untuk Yusuf.
"Mau tidak mau harus berhadapan dengan masyarakat. Dan saya harus memberikan penjelasan yang sempurna. Agar masyarakat menerima, ini lho karyakaku, ini lho aku, ini lho teman-temanku, ini lho timku," pungkas dia.
ADVERTISEMENT
-------------------------------------------------------
Ikuti kisah Yusuf keluar dari belenggu terorisme selengkapnya di topik Yusuf Mantan Teroris .