China soal Tuduhan Terbangkan Balon Pengintai di AS: Dalih Mencemarkan Nama Baik

4 Februari 2023 12:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebuah balon terbang di langit di atas Billings, Montana, AS. 1 Februari 2023 dalam gambar ini diperoleh dari media sosial. Foto: Chase Doak/melalui REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Sebuah balon terbang di langit di atas Billings, Montana, AS. 1 Februari 2023 dalam gambar ini diperoleh dari media sosial. Foto: Chase Doak/melalui REUTERS
ADVERTISEMENT
China membantah tuduhan adanya keterlibatan terkait insiden balon udara pengintai yang beterbangan di Negara Bagian Montana, Amerika Serikat, pada Rabu (1/2) pekan ini.
ADVERTISEMENT
Pihaknya mengatakan, media dan politikus AS telah mengambil keuntungan dari tuduhan yang belum terbukti kebenarannya.
Hal tersebut disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri China dalam keterangannya yang dirilis pada Sabtu (4/2). Pihaknya mengatakan, tuduhan yang dilayangkan AS tak lain adalah upaya untuk mencoreng reputasi Negeri Tirai Bambu.
“China tidak pernah melanggar wilayah dan wilayah udara negara berdaulat mana pun,” bunyi pernyataan itu, seperti dikutip dari AFP.
“Beberapa politisi dan media di Amerika Serikat menggunakan insiden [balon udara] ini sebagai dalih untuk menyerang dan mencemarkan nama baik China,” imbuhnya.
Namun, pihak Kementerian Luar Negeri China kemudian menambahkan bahwa penting untuk tetap menjaga terjalinnya komunikasi dalam kondisi apa pun — terutama dalam menghadapi situasi yang tidak terduga, dengan cara yang tenang dan dapat dipercaya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, laporan terkait insiden balon udara yang diduga milik China berada di permukaan Negara Bagian Montana dilaporkan oleh juru bicara Kementerian Pertahanan AS (Pentagon), Brigadir Jenderal Patrick Ryder.
Sebuah balon terbang di langit di atas Billings, Montana, AS. 1 Februari 2023 dalam gambar ini diperoleh dari media sosial. Foto: Chase Doak/melalui REUTERS
Meski masih berupa dugaan, tetapi Angkatan Udara AS yakin benda yang melayang di beberapa titik di langit itu adalah alat mata-mata milik China.
“Kami tahu ini adalah balon [pengawasan] milik China dan memiliki kemampuan untuk bermanuver [di udara],” ujar Ryder, seperti dikutip dari Reuters.
Penemuan balon udara misterius itu kemudian memicu batalnya kunjungan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke Beijing, yang semula dijadwalkan pada 5 Februari pekan ini.
Lawatan Blinken tak lain untuk meredakan ketegangan antara kedua negara adidaya yang sudah tidak harmonis sebelumnya — tetapi semakin diperparah oleh insiden balon udara tersebut.
ADVERTISEMENT
Pernyataan Kementerian Luar Negeri China juga menyinggung soal kunjungan Blinken, yang mana sudah pula dipublikasikan secara luas di AS. “Faktanya, baik China maupun Amerika Serikat belum mengumumkan kunjungan apa pun,” bunyi pernyataan itu.
“Ini adalah keputusan Amerika Serikat sendiri untuk merilis informasi yang relevan dan kami menghormatinya,” imbuhnya.