Cinta Aqsa pada Jetski Berbuah Medali Emas Asian Games

31 Agustus 2018 19:53 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Atlet JetSki Indonesia, Aqsa Sutan Azwar. (Foto: Antara/Bram Selo Agung)
zoom-in-whitePerbesar
Atlet JetSki Indonesia, Aqsa Sutan Azwar. (Foto: Antara/Bram Selo Agung)
ADVERTISEMENT
Aqsa Sutan Aswar menorehkan sejarah dalam perlombaan bergengsi Asian Games 2018. Pasalnya cabang olahraga (cabor) jetski pertama kali diikutsertakan dalam Asian Games, Aqsa berhasil menyabet medali emas.
ADVERTISEMENT
Siang itu, Aqsa menyedot perhatian kala bermain ATV dengan bertelanjang dada di pesisir pantai. Ia tidak mempermasalahkan tubuh kekarnya terbakar oleh sinar matahari siang hari itu.
"Laut menyenangkan, karena laut kita dapat emas," kata Aqsa membuka perbincangan dengan kumparan, Rabu (28/8).
Pria kelahiran tahun 1997 ini berkisah sudah mengenal olahraga jetski dari ayahnya sejak usia empat tahun. Aqsa kecil sering diajak bermain-main di laut untuk berkenalan dengan olahraga air itu.
Tidak ada ketakutan saat pertama kali Aqsa mengendarai jetski di laut. Ia mengaku hatinya jatuh cinta dengan olahraga itu. Sang ayah pun mendukung pilihan Aqsa. Padahal ayahnya sempat memperkenalkan Aqsa dengan olahraga gokart, motor cross, dan ATV.
Aksi Aqsa Sutan Aswar di Asian Games 2018. (Foto: ANTARA FOTO/INASGOC/BRAM SELO AGUNG)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi Aqsa Sutan Aswar di Asian Games 2018. (Foto: ANTARA FOTO/INASGOC/BRAM SELO AGUNG)
Belum genap setahun mengenal jetski, Aqsa memberanikan diri untuk mencoba peruntungan dengan mengikuti lomba. Tak disangka di usianya yang masih balita, ia mampu memenangi pertandingan itu.
ADVERTISEMENT
Bagi Aqsa kemenangannya menjadi candu untuk terus mengikuti perlombaan hingga level internasional. Terbukti ia berhasil meraih prestasi di kancah dunia. Seperti Peringkat II di Kejuaraan Pro Watercross, Panama City Beach 2018, Peringkat 1 Iron Man, Mark Hahn 300 2016, Amerika Serikat, Peringkat 1, 300 BHP, Round 3 AquaX, Amerika Serikat, Medali Emas, Runabout Stock, Asian Games 2014.
Cintanya kepada Jetski pun makin besar. Ia terus berlatih dan selalu disiplin. Aqsa selalu mengontrol pola makan demi menjaga kesehatannya. Dia berkomitmen menggeluti ‘olahraga mahal’ tersebut.
Menurut Aqsa jetski memiliki tantangan tersendiri karena pemainnya tidak bisa memprediksi medan yang akan dilewati. Berbeda dengan olahraga di darat yang dapat diprediksi.
"Kalau balapan, balapannya enggak pernah sama. Kan ada ombak, ombaknya enggak pernah sama seperdetik pun enggak sama. Kalau di trek-trek lain kita kan ngafalin, gimana ininya gimana ininya , kalau di sini enggak ada, challenge lebih tinggi," tutur Aqsa.
ADVERTISEMENT
Kakak Aqsa, Aero Sutan Aswar, juga menggeluti olahraga yang sama. Mereka tentu bersaing di arena pertandingan karena keduanya sering berlaga dalam kompetisi yang sama.
Meski demikian, persaingan Aero-Aqsa ini tidak menjadikan mereka saling menjatuhkan satu sama lain. Dalam Asian Games 2018 ini, Aero mengaku tidak peduli siapa yang mendapatkan emas di antara mereka berdua. Bagi Aero dan Aqsa, yang penting Indonesia meraih emas.
Aqsa Sutan Aswar, peraih medali emas untuk Indonesia (Foto: Sandi Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Aqsa Sutan Aswar, peraih medali emas untuk Indonesia (Foto: Sandi Firdaus/kumparan)
"Kesal sih enggak ya soalnya especially untuk multievent sendiri kayak Asian Games, Asian Beach Games aku gak pernah peduli sama siapa yang dapat, yang penting dapat. Enggak pernah peduli aku dapat emas, Aqsa dapat emas, aku lebih penting Indonesia dapat emas," ujar Aero di Ancol, Rabu (28/8).
ADVERTISEMENT
Aqsa dan Aero selalu kompak berlatih untuk meraih medali emas. Bagi Aqsa kemenangan Indonesia pada cabor jetski lebih penting, bukan masalah siapa yang memperoleh emas di antara ia dan kakaknya.
Saiful Sutan, ayah serta pelatih Aqsa dan Aero, mengaku mendukung penuh apa yang dilakukan kedua anaknya.
Pria yang akrab disapa Fully itu pun memiliki perbedaan mendidik pada Aqsa dan Aero. Sang adik cenderung lebih agresif dibanding sang kakak yang lebih pandai mengontrol emosi.
"Aqsa itu lebih nafsu, kita mesti jaga mesin, dia itu orangnya enggak peduli dihantem, kalau Aero lebih lihat nih ada ini nih orangnya gini nih, dia bisa bikin orang salah untuk diambil, Aqsa juga bisa begitu cuma karakternya beda karena untuk membuat orang berbuat salah itu beda, dia punya karakter, betul sekali itu," ucap Fully.
ADVERTISEMENT
Peran sang Ayah bagi hidup kakak beradik itu sangat besar. Tak ayal, Aqsa mendedikasikan medali emas di Asian Games 2018 itu untuk ayahnya.
"Emas didedikasikan untuk papah sih, papah aja, karena dia care banget ngurusin semuanya dari kecil udah capek ngurusin kita berdua terus bisa dapet emas seneng banget," pungkas Aqsa.