Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Cita-cita Edhi Pemilik Warteg Ojol Ingin Punya Warung Sendiri
1 Agustus 2018 19:20 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Bagi Bang Edhi, pemilik Warteg Ojol , mendapatkan penghasilan dari berjualan nasi bungkus untuk ojek online (ojol) di atas sepeda motor adalah sebuah berkah tersendiri. Namun, ia berharap tak selamanya berjualan di atas sepeda motor.
ADVERTISEMENT
Ia ingin mempunyai warung sendiri di sekitar Jakarta, agar tidak harus berjualan di atas sepeda motor seperti yang ia lakukan selama ini.
“Pengin punya warung usaha sendiri khusus ojol. Cuma kalau saya lihat di Jakarta mahal-mahal lapaknya, Rp 30 juta lebihlah. Semoga saja ada rezeki buat gitu,” ujar Edhi kepada kumparan, saat ditemui di kawasan Jalan Casablanca, Rabu (1/8).
Lelaki bernama lengkap Marda Melyantin Suhendro ini berharap usaha yang baru ia rintis ini sukses dan menjadi penghasilan tetapnya untuk menghidupi keluarga dan menyekolahkan anak-anaknya.
Untuk sementara, ia masih harus berjuang bolak-balik Bekasi-Jakarta untuk berjualan dari pagi hingga Magrib.
"Ya, lumayan, 21 km bolak-balik per hari. Biasanya saya dari jam 03.00 WIB sudah siap-siap masak, sama istri dibantuin. Nanti pulangnya abis magrib,” ujar Edhi.
ADVERTISEMENT
Pada awalnya Edhi membuka warung keliling khusus driver ojek online karena berdasarkan pengalamannya. Saat menjadi driver ojek online, ia kesulitan mencari makan yang murah. Oleh karena itu ia membuka warung keliling untuk para driver ojek online yang sedang beristirahat.
Pada awalnya ia berkeliling di wilayah Kelapa Gading, Jakarta Utara. Namun, karena merasa ingin mencoba area baru, Edhi kemudian mencoba berkeliling di wilayah Kuningan, Jakarta Selatan. Lokasi ini juga merupakan tempat ia dulu sering beroperasi sebagai driver ojol .
Untuk sepaket nasi yang berisi cah kangkung, potongan telur dadar, dan gorengan, Edhi hanya mematok harga Rp 10 ribu. Meski harganya cukup miring, ia mengaku tak merasa rugi. Bahkan, kata Edhi, penghasilannya saat ini tidak jauh berbeda dengan saat menjadi driver ojol. Bedanya, ia merasa tidak terlalu capek ketika berdagang nasi bungkus.
ADVERTISEMENT
“Sama aja sebenarnya, cuma kalau ojol itu dapet Rp 100 ribu harus keliling 100 kiloan (km). Kalau di sini saya cuma diem biasanya,” ujar Edhi.